Halaman

Nyari Apa ???

Jumat, 07 Juni 2013

Silent Chapter 6



Silent

Chapter 6 : Dark Night

"Kami Bernafas, Kami Beraktivitas, Kami Berkeluarga, dan Kami Marah Ketika Kami Merasa Terusik. Bukankah Semua Itu Bukti Kalau Kami ADA Diantara Kalian."

                "SSSSSSIIIIIIIIIIAAAAAAAAAAAPAAAAAAAA DISANAAAA ???!!!!!!!!!" Teriak makhluk mengerikan itu.
Seluruh tubuh seakan - akan membeku. Hanya bisa tertegun melihat apa yang sedang terjadi dengan mata melotot dan mulut menganga lebar. Makhluk itu bertubuh besar, betaring, dan bertanduk. Dan yang paling aneh dari genderuwo yang lainnya dia itu berwarna putih. Entah karena lahirnya Albino atau prematur.
                Dari suasana ini yang gue heran adalah ekspresi Zali yang sepertinya menunggu saat ini tiba. Tersenyum seperti seseorang yang telah berhasil dengan rencananya.
                "Akhirnya kau datang juga." Zali berkata pada makhluk itu.
                "Maksudmu apa bocah ??" Makhluk itu belum mengerti.
                "Selama ini kaulah yang saya tunggu dan kaulah yang ingin saya temui." Kata Zali santai.
Apa yang Zali maksud ? dia ingin melakukan persugihan sama makhluk itu ? GILA AJA LU o.O.
                "Lantas apa mau mu ?" tanya makhluk itu.
                "Aku ingin...... MEMBUNUHMU !!!!!!!" teriaknya.
                Ternyata tujuan Zali dari awal adalah ingin membunuhnya. Tapi mengapa dia begitu berani untuk berbuat seperti itu ? Yang gw kenal Zali nggak kayak gitu.
                "ZETTO !!!!!!!!" Panggil Zali
Lalu keluarlah sesosok jin dari kalung yang dikenakan Zali. Dia pun berwarna putih dan berwujud seperti manusia. Memakai senjata keris dan dikelilingi api berwarna biru.
                "Zetto, singkirkan semua SAMPAH pengganggu di sekolah ini ! Gue ingin semua pengganggu seperti mereka lenyap dan terbakar sampai menjadi abu !" Suruh Zali.
                "Baik tuan." jawab Zetto singkat.

                Zetto mengeluarkan aura membunuhnya. Dan menjadikan suasana menjadi panas. Gu dan Tito masih freeze karena belum pernah melihat jin seperti Zetto dan Genderuwo putih itu akan bertarung.
                "KERIS PEMBUNUH, SABETAN GAIB !!!" Zetto menyerang dengan kerisnya namun bisa dihindari.
Kemudian Genderuwo itu membalasnya dengan menembakan bola api berwarna hitam. Gue dan Tito berlindung karena takut dengan pertarungan yang amat dahsyat tersebut. Para hantu terus mendukung pemimpin mereka, Genderuwo Putih.
                Serangan - serangan mereka belum ada yang kena satu pun. Mereka sama - sama kuat dan sama - sama memiliki daya hindar yang tinggi, kalo gue yang tarung so pasti udah GEHENQ duluan kali yah.
                "RASAKAN INI SAMPAH !!!! TUSUKAN PEMUSNAH !!" Zetto menyerang dengan penuh kekuatan.
                "AAAARRRRRRRRGGGGHHH !!!!!!! PERSETAN KAU !!!" Teriak Genderuwo karena tertusuk lengannya dan kemudian dia membalasnya.
                Genderuwo menangkap tangan Zetto. Kemudian dia membantingnya dengan penuh kekuatan sampai Zetto terbanting sampai menyebabkan gempa sesaat. Genderuwo sudah bisa memenangkan pertarungan ini, sebab Zetto sudah kehilangan banyak tenaga dan energi kehidupannya. Genderuwo memanggil tombak purnamanya.
                "JLEEEEEEEEBBPP !!!!"
                Dengan sekali tusukan semuanya sudah berakhir. Zetto tertusuk dibagian lehernya, dan perkiraan gue dan Tito, pasti dia MAMPUS dan ga mungkin hidup lagi. Namun di keadaan seperti ini Zali masih tersenyum seperti iblis. Seakan - akan rencananya belum gagal dan masih berjalan.
                "Hahahahahahaha......" Zali tertawa dengan nada yang mengerikan.
Bulan purnama muncul dengan sinarnya yang terang. Disanalah terjadi keanehan pada jasad Zetto, Tubuhnya mulai berubah menjadi warna hitam dan lukanya menjadi sembuh. Dia Zetto, berdiri dan hidup kembali dengan wujud yang baru JIN HITAM.
                "Kau masih belum menyerah juga bocah ?" Ucap Genderuwo.
                "Saya masih bisa bertarung demi melaksanakan perintah tuanku." Balas Zetto
                "KALAU BEGITU. RASAKAN INI !!!!!!!!!!!!"



Genderuwo menyerang dengan tombaknya. Tetapi kali ini Zetto bertambah kuat dan lebih sempurna.
Dia menghindarinya dan merampas tombak purnama Genderuwo dari tangannya. Kemudian dengan secepat kilat Zetto menendang kaki Genderuwo dan melumpuhkannya. Sekarang keadaan menjadi terbalik.
                "AKU BELUM MENYERAH !!!!!" Teriak Genderuwo.
Genderuwo mengeluarkan aura dingin yang membekukan seluruh ruangan *Brrr dingin euy -_-. Zetto terbang menghindari es yang mencoba menusuknya. Zetto terdiam dipojok kelas dan itu kesempatan bagi Genderuwo.
                Kemudian Genderuwo mencekik dan mengangkatnya ke atas. Cekikan yang keras dan kesulitan untuk melawan menjadi masalah untuk Zetto. Dan apakah sekarang dia akan benar - benar mati ? Setelah itu Genderuwo kembali membantingnya dengan kepala yang terlebih dahulu menubruk tanah.
                "BRAAAAAAAAAKKKk!!!!"
                Suara itu terdengar keras sekali digendang telinga. Kemudian Genderuwo melakukan hal yang sama. Yaitu menusuknya kembali dengan tombak purnamanya. Mata tombak diarahkan ke arah lehernya. Dan sedetik kemudian dia melancarkan tusukannya.  Namun ternyata, Zetto yang masih setengah sadar menahannya. Dia patahkan tombak tersebut dan menusukan mata tombaknya ke leher Genderuwo.
                "AAAAAARRRRRRRRRRRGGGGGGGGGGHHHHHHH!!!! TERKUTUK KAU ZETTO !!!!!!!!" Teriaknya kesal.
                Kemudian Zetto menaruh tangannya di atas wajah Genderuwo dan mengatakan.
                "WAHAI KAU ARWAH PENGGANGGU, PERGILAH KEMBALI KE RUMAHMU YAITU DI NERAKA !!!"
Api menyambar dari telapak tangannya dan menghanguskan muka dan tubuh Genderuwo menjadi abu. Genderuwo itu musnah terbakar dan hanya menjadi abu yang kemudian tertiup angin.
                Gue dan Tito kira perbuatan Zetto dan Zali sudah sampai disitu ternyata. Dia kemudian menyiksa hantu - hantu yang ada. Kuntilanak muka sebelah sebagai korban pertama. Dia tebas kedua tangannya dan kemudian dia pisahkan kepala dari badannya. Dan belum cukup sampai disitu, dia bakar kepala dan tubuhnya hingga menjadi debu.
                Sungguh pemandangan yang sadis dari orang yang gue kenal penakut dan sekarang menjadi sangat sadis. Dan gue kaget ketika dia ingin membakar Ali.
                "Tolong aku kakak tolong." Katanya minta tolong kepada gue.
                "Zali, Zetto hentikan perbuatan kalian. Kalian tak punya hak untuk menghakimi dan membunuh mereka. Mereka juga hidup dan berperasaan !" cegah gue.
                "Hahahha bukankah lo dulu punya rencana untuk mengusir mereka ? Ini gue lagi bantuin elu." Kata Zali.
                "Hah, apa maksudmu ?" tanya gue.
                "Menjadi pembicaraan yang hot, melapor ke kepala sekolah, dan memanggil paranormal untuk mengusir mereka. Itu kan rencana lu ? Ini gue lagi bantuin elu BEGO !!!" Katanya tegas kepada gue.
                Gue cuman bisa diem, karena emang itu yang dulu gue rencanain. Tapi semenjak ketemu dan diganggu oleh mereka akhirnya gue sadar. Tetapi sulit untuk gue ngejelasinnya ke Zali. Karena gue yakin dia tak akan percaya.
                "BANYAK OMONG LO !!!!"
                Tiba - tiba Tito maju dan menyerang Zali. Tapi usahanya digagalkan oleh Zetto. Zetto kemudian memukulinya habis - habisan.
                "DIKA PRATAMA, TITO SUWIRYO. HIDUP KALIAN MENYEDIHKAN !" Ucap Zali.
Dan Zetto memukul keras Tito sampai terpental menerobos jendela.
                "AAAAAAARRRRRRRGGGGGHHHHHH!!!!"
Tito terjatuh dari lantai 3  dan kepala bagian belakangnya membentur tembok pembatas sekolah dan tercebur ke dalam got. Dan beberapa saat kemudian got tersebut berubah menjadi merah karena tercamput dengan darah Tito.
                "TITOOOOOOOO!!!!!!!" Teriak gue.
                "Terlambat  Dika. Dia sudah MATI !!! Dan sekarang akan gue tambah kepedihan lo Hahahaha. Zetto bakar hantu bocah kecil itu." Ucap Zali
                "Baik tuan." Jawab Zetto singkat.
                Zetto membakar tubuh Ali menjadi debu dan itu membuat Dika merasakan kepedihan yang dalam. Ali hantu anak kecil itu telah memberikan kesan dalam mimpinya tentang masa lalu sekolahnya dan itu membuat dia sadar bahwa mereka para penghuni sekolahnya itu ada dan hidup.
                "Membosankan, tak ada perlawanan dari mereka. Lebih baik gue pulang aja dah. Ayo Zetto." Kata Zali mengajak Zetto pulang.
                Gue ga tau harus gimana ? Gue lemah banget dengan hal beginian. Mengapa gue harus begitu takut dengan Zali ? Setahu gue Zali bukan orang yang seperti ini, Zali itu orang baik, asik dan juga penakut dengan hal - hal yang berbau horror. Tetapi ketika Zetto bersamanya, masalah apapun dan bagaimanapun dia berani untuk menghadapinya bahkan mungkin mengorbankan nyawanya.
                Dan apa yang dia katakan sebelumnya memang benar. Dahulu memang niat gue busuk kepada mereka. Tetapi gue berubah ketika mereka datang dan seperti mengenalkan dirinya masing - masing lengkap dengan masa lalu mereka sebelum mati.
                "Seseorang yang tak bisa mengalahkan rasa takutnya adalah orang tak akan pernah maju dan juga adalah SEORANG PECUNDANG di dunia ini." Kata Zali sambil berhenti sejenak untuk mengejek gue dengan kata - kata mutiara busuknya.
                Gue ga tau apa yang mesti gue perbuat. Batin dan pikiran gue udah hancur karena melihat kejadian - kejadian yang amat tragis dan pastinya akan terus gue kenang. Tito, Genderuwo Putih, dan hantu - hantu korban kekejaman Zali telah berusaha dan berkorban untuk hak - hak mereka. Tetapi gue ? Gue hanya bisa duduk termenung dengan bercucuran air mata tanda kelemahan gue yang tak bisa melakukan perlawanan seperti mereka.
                TUHAN !!! Andai waktu bisa berputar kembali gue akan perbaiki semuanya. Tetapi, itu tidaklah mungkin bagi gue yang hanya manusia biasa.
                "Dikaaa...."
Hah siapa yang manggil gue ?
                "Siapaa.. disana ?" sahut gue.
                "Monicaa...."
                "Hah, kau ? Apa yang kau mau ?" Tanya gue dengan kaget.
                "Kami akan membantumu untuk mengalahkan Zali dan Zetto.." kata Monica.
                "Sungguh ? Bagaimana caranya ?" Tanya gue dengan serius.
                "Kami akan bergabung denganmu..." Jawab Monica.
Sesaat kemudian para hantu penghuni sekolah yang tersisa datang. Mereka yang tersisa hanya Dedemit WC, Si Hitam, dan Monica.
                "K-kalian ?" Kata gue ketakutan.
                "Ya, kami disini akan membantumu." Ucap mereka.
                "T-terima kasih kalian semua. Walau kita berbeda alam gue percaya sama kalian semua." Kata gue.
Kemudian mereka berubah menjadi asap dan merasuki tubuh gue. Gue merasa beberapa karakter dari mereka bersatu dalam jiwa gue.
                "AAAAAAAAARRRRRRRRGGGGGHHHHH!!!!"
                Tubuh gue kemudian berubah menjadi sosok yang menyeramkan karena para arwah berada adalam tubuh gue. Rambut gue menjadi panjang seperti Monica, mata gue berubah seperti mata Dedemit yang beruas - ruas dan berwarna ungu dan gue bisa menjadi bayangan seperti Si Hitam. Dan inilah wujud gue bersama mereka, siap untuk mengalahkan Zali dan Zetto.
               

                "Dika... " Mereka berkata kepada gue.
                "Ya, teman - teman ?" Jawab gue.
                "Ada satu hal yang perlu kau ketahui..." Ucap mereka.
                "A-apa itu ?" Tanya gue.
                "Jika tubuhmu yang sekarang terluka atau kau mati mati. Itu berakibat nyata kepada tubuhmu..." Jelas mereka.
Gue terdiam sejenak, karena rasa takut itu muncul kembali. Tapi, kemauan gue sudah bulat. Gue akan mengalahkan rasa takut gue dan menyadarkan Zali.
                "Gue ga takut dengan itu." Jawab gue lantang dan berani.
                Gue berubah menjadi bayangan untuk mengikuti Zali dari belakang biar ga ketahuan. Menyusuri setiap koridor yang remang - remang karena kekurangan cahaya untuk menyusul Zali. Dan akhirnya gue ada tepat di belakangnya, menyamar menjadi bayangannya.
                Zali merasa ada yang mengikutinya dari belakang. Dia berbalik untuk memastikan, tetapi disana gue sudah pindah ke depannya. Dan ketika dia kembali berbalik, gue udah ada di depannya.
                "HUUUAAAAAAHHH !!!!!" Teriak Zali kaget.
                "Siapa kau ? Jangan macam - macam dengan gue. Zetto !!!!" Ucap Zali sambil memanggil Zetto.
                "Heahahaha !! Zali, ini gue Dika. Apa lo gak mengenal gue ?" Gue berkata ke Zali yang sedang panik.
                "Hah ! Mau apa lo dengan wujud seperti itu ? Mau jadi jagoan lo belain mereka yang udah gangguin kita. BODOH KAU !" Cerocos Zali.
                "Justru lo yang bodoh. Lo terlalu menempatin kedudukan manusia terlalu tinggi dan menindas makhluk - makhluk lain. Mereka gak akan seperti ini jika kita gak berkelakuan seenaknya di tempat mereka. Karena sesungguhnya, mereka telah ada sebelum kita menginjakan kaki disini. INGAT ITU !!!" Kata gue membela dengan tegas.
                "Gue gak peduli. RAAAAAAAHHHHHH !!!!!!!!!" Ucap Zali dengan penuh amarah.
                "Rasakan ini makhluk busuk !!" Zetto berteriak dengan keras.
Gue menghidar dengan menjadi bayangan dan memukul Zetto dari belakang.
                "BAAAAAAAKKKK...BRUUKK"
Zetto terpukul dan terpental ke tanah dan meringis kesakitan. Dan pada saat itu gue heran, kenapa pukulan gue bisa sekuat itu '-'.

                Zetto belum menyerah, dia mencoba menusuk gue dengan kerisnya. Gue melompat - lompat kebelakang menghindari tusukan demi tusukan. Sial kalo begini terus gue bisa kehabisan tenaga dan terpojok. Gue harus menemukan cara agar bisa membalikan keadaan. Gue mencoba mengelak dan berpindah lokasi. Tetapi tangan gue tersambet, dan darah segar mengalir. Ketika terluka gue merasa aneh, karena darah gue berwarna hitam. Mengapa bisa begitu.
                "Darah gue.. Hitam ?" Ucap gue dengan volume suara yang kecil.
                "Itu adalah percampuran darahmu dan darah kita." Jawab mereka.
                "Ah maap kalo begitu. Gue akan lebih berhati - hati." Balas gue.
                Gue melakukan tendangan ke arah Zetto. Zetto tak mampu menghindar karena terlalu cepat. Tendangan gue mengenai kepalanya dan mengakibatkan Zetto terpental jauh. Tubuhnya kemudian membentur tembok. Dirinya sudah tidak berkutik dan tekapar lemas. Mungkin ini akhirnya, gue menang. Gue menghampiri Zali dengan perasaan senang atas kemenangan gue.
                Namun, ketika gue mulai senang ternyata Zetto bangkit dan melakukan serangan dari bawah. Dia menyabetkan kerisnya dari bawah ke atas. Tepat mengenai dada gue dan mata kiri gue.
                "AAARRRRRGGGGGGGGHHHHHHH !!!!!! PERSETAN KAU ZETTO !!!!" Teriak gue kesal.
Seketika kekuatan gue menghilang dan gue kembali menjadi normal. Hah, gawat ternyata gue yang akan kalah dan mungkin akan mati.
                Darah dari mata dan tangan gue terus menerus bercucuran. Gue hanya bisa merintih kesakitan tak bisa melakukan apa - apa. Zetto sudah mengangkat kerisnya siap untuk menebas kepala gue. Gue terdiam dan pasrah untuk dieksekusi.
                Tetapi dalam pikiran gue, gue memikirkan orang -orang yang gue sayang. Ayah dan ibu, Tito sahabat gue, teman - teman sekolah gue, Lala kekasih hati gue, dan Zali yang dulu.
                "BERISTIRAHATLAH DENGAN TENANG, DIKA PRATAMA !!!" Ucap Zali yang bernafsu untuk membunuh gue.
                Keris mulai bergerak untuk memotong leher gue. Gue masih terdiam pasrah dan tak tau harus bagai mana.
                "Dika..."
Gue mendengar suara Lala dan Monica secara bersamaan.
                "Aku akan selalu ada untukmu..."
                "HAH!" Gue terkaget.
                Secara tiba - tiba, gue merasa tubuh ini buka milik gue lagi. Seperti ada jiwa yang lain yang mengendalikannya. Dengan mata yang berubah menjadi merah menyala - nyala. Jiwa itu melepaskan kekuatan yang amat dahsyat hingga menjadikan malam itu terang benderang.

                Jiwa itu menggunakan tubuh gue untuk memukuli Zetto secara bertubi - tubi seperti tak ada jeda satu detikpun, kecepatan yang amat dahsyat. Dan akhirnya jin Zetto telelahan untuk menahan serangan itu. Dan dengan kekuatan yang luar biasa jiwa itu memfokuskan seluruh energinya di tangan bagian kanan untuk memusnahkan Zetto. Benar - benar seperti curahan amarah dari arwah - arwah yang ada disini.
                "HIIIIIIIIAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!" Teriakan jiwa itu.
                "BAAKKKK!!!! DUUUUUAAAAAARRRRRRRRR!!!!!!!!!" Bunyi keras pukulan yang bersarang pada wajah Zetto dan berakibat ledakan yang amat dahsyat.
Ternyata pukulan itu menembus badan Zetto.
                "H-HENTIKAAAN DIKAAA... TI..TIIIDAAAAAAAKKKK !!!!!!" Teriak Zali.
 Dan pukulan itu akhirnya mengenai Zali yang berada di belakang Zetto. Zali terhempas jauh dan kemudian tubuhnya berhenti karena menubruk tembok bangunan sekolah.
                Sungguh kekuatan yang amat sangat besar. Dan seketika gue sadar dan merasa kelelahan. dengan keadaan terluka dan mata kiri yang buta gue mencoba melihat jasad Zali yang tak sengaja gue bunuh. Sebenarnya gue ga bermaksud demikian namun entah dari mana, ada yang mengendalikan tubuh gue.
                Tiba - tiba, dari kejauhan datang Mas Andre. Mas Andre mungkin mendengar ledakan itu.
                "Hei !! Siapa disana ?" Panggil Mas Andre dari kejauhan.
                "Hah ?"
Mas Andre menghampiri gue dan mengetahui apa yang terjadi.
                "Astagfirullahaladzim.. Apa yang terjadi ? Kau membunuh Zali ? Apa - apaan kau ini !" Mas Andre marah besar karena menganggap bahwa gue membunuh Zali.
                "Mas, dengar penjelasan saya dulu mas." kata gue meminta menjelaskan terlebih dahulu.
                "HAH !! INI SUDAH ADA BUKTINYA !! KAU TAK BISA MENGELAK DARI FAKTA YANG ADA !! IKUT SAYA SEKARANG !!!" Paksa Mas Andre.
Gue dipaksa untuk ikut Mas Andre. Dan gue disana diberondong berbagai pertanyaan oleh pihak kepolisian dan akhirnya gue ditangkap dengan bukti yang ada.
                Keesokan harinya gue merasa hancur menjadi kepingan terkecil. Dan tiba - tiba Monica hadir di dalam kamar gue.
                "Aku akan menyembuhkan luka - lukamu.."
                "Hmmm..."
Monica menyembuhkan luka dan kebutaan mata kiri gue. Tetapi semua itu tidak membuat gue lebih baik.
                "Sekarang kau bisa melihat manisnya sisa hidupmu..." Ucap Monica.
Lalu gue lempar sebuah gelas kearahnya karena saking tidak senangnya gue terhadap apa yang telah terjadi.    
                "Gue ga butuh mata buat melihat menikmati manisnya hidup ini, yang gue butuhin hanya seorang teman yang selalu ada buat gue dan tak pernah memandang siapa itutemannya !" Teriak gue kesal.
                "Lo ga usah balas budi atas apa yang telah gue lakuin buat kalian. Apa yang Zali katakan ternyata memang ada betulnya."
                "Dikaa..."
                "DIAM !!! PERGI LO !!! JANGAN PERNAH BALIK LAGI !!!!!!!"
                Dan sebuah bukti dari peristiwa itu adalah mata kiriku sendiri. Berbeda dengan yang kanan, mataku berwarna hitam dibagian pinggirnya dan putih dibagian tengahnya. Dan ini membuat diri gue makin saja dijauhi karena berbeda dengan yang lain. Karena saking bencinya, gue menyebutnya sebagai "Mata Setan".
                Dan sekarang , gue hanya bisa menerima dengan lapang dada semua yang telah terjadi dibalik jeruji besi di ruangan yang dingin tanpa seorang teman. Gue merindukan kehidupan gue yang dulu. Menjadi siswa yang selalu mengantuk di kelas, dimarahin sama guru fisika gue, datang terlambat, dan sering bertengkar sama temen hanya karena pengocokan tempat duduk. Dan sekarang jika gue merindukan kejadian - kejadian itu gue hanya bisa membaca kembali diary yang biasa gue tulis. Dan ketika gue merindukan teman - teman terdekat gue, gue hanya bisa berziarah dan mendoakannya semoga mereka tenang di alam kubur sana.
"Dan akhirnya, Hanya Sebuah Penyesalan Yang Muncul Di Akhir Setiap Cerita Yang Memilukan."

- The End -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar