Halaman

Nyari Apa ???

Jumat, 25 Oktober 2013

Silent Special Chapter : Gloomy



"Sakit itu nyata dan semua orang pernah membuat orang terdekatnya mengalaminya. Bukankah itu sebuah ironi yang memilukan ?"

                Satu semester sebelum kejadian perkelahian gaib. Dika adalah seorang yang aktif, kreatif, dan sangat bersahabat dengan teman - temannya. Dan dikala itu, pergaulannya sangat baik hingga dia menemukan sesosok wanita yang menjadi perhatiannya sejak masuk kelas 11. Ya, Dika jatuh cinta padanya.
                Dia sangat tergila - gila padanya. Dan selalu memperhatikannya, di kehidupan nyata maupun di dunia maya. Setiap malam pun dia selalu tidur larut karena dia tak mau melewatkan berbagai status facebook, comment, dan tweet-nya. Selalu dia mencatat perkembangannya semasa PDKT.
                Dia sangat berharap sekali wanita ini bisa menjadi bunga di hatinya. Memang siapa sih wanita itu ? Mengapa Dika bisa tergila -gila dengannya ? Dan wanita itu adalah teman sekelasnya. Ya, kasus ini bisa disebut sebagai CinLok :3. Memang pada awalnya Dika sudah mengenalnya sejak kelas 10, tapi pada saat itu masih teman forum ekstra saja. Dan pada saat itu juga Dika masih bersama mantannya.
                Pertamanya memang Dika tak habis pikir bisa jatuh cinta kepadanya. Namun, rasa ini begitu nyata ketika Dika telah gagal untuk balikan sama mantannya. Masalahnya begitu kompleks pada saat itu. Dika sangat ingin meneruskan kisah cintanya yang telah kandas beberapa bulan yang lalu sebelum dia naik ke kelas 11.
                Ketika itu hubungannya harus berakhir karena Dika merasa tergantikan oleh seseorang yang tiba - tiba muncul dan merebut segalanya darinya. Dan Dika terlambat untuk melakukan perlawanan. Dan akhirnya hati mantannya jatuh kepada orang yang tiba - tiba datang itu. Dika sangat kesal dan menyesal. Merasa dirinya tak punya kekuatan untuk melawan dan bertahan dari kerasnya kehidupan.
                "Tuhan, jika ini sebuah cobaan dan tantangan dari-Mu. Saya akan berusaha untuk mendapatkannya kembali. Saya akan bersamanya lagi dikemudian hari." Kata - kata Dika di tengah malam yang dingin.
               

                Sendirian dan tak punya kekuatan, kerapuhan telah melanda dirinya. Karena dia sangat mencintainya dan tak mau kehilangan dirinya. Dan rasa takut itu akhirnya telah terasa dan berakhir seperti ini. Berawal dengan canda tawa dan kebahagiaan kemudian berakhir dengan kesedihan dan kegalauan yang luar biasa. Sungguh memilukan, hanya 6 bulan mereka bersatu dan mereka harus berpisah. Kembali ke dunia mereka masing - masing sebelum bersatu.
                Rasa itu cukup menyayat hatinya hingga dirinya sulit untuk melupakannya. Pemikiran Dika tidak seperti pemikiran kebanyakan laki - laki lainnya. Dia begitu sulit untuk melupakan sesuatu. Dan dia pun ingin segala apa yang dia rencanakan berhasil dan tidak sia - sia begitu saja. Tapi dia harulah sadar bahwa dirinya bukanlah Tuhan yang bisa merubah apapun sesuai kehendaknya. Dia hanya bermimpi begitu jauh hingga dia pun lupa akan dimana batas kekuatannya.
                Sekarang, setelah gagal untuk balikan, dia sudah berusaha mengiklaskannya. Karena jika terus dipikirkan,dia tahu itu akan mengganggu terhadap perkembangan jiwa dan sosialnya. Orang yang telah memberikan gerakan untuk merubah dirinya yang dahulu pemalu, kurang aktif, dan belum mau berkarya telah pergi darinya dan mungkin tak akan pernah kembali.
                "Dika Pratama." Bu Euis mengabsen nama Dika
                "Hadir Bu." Jawab Dika
                "Matamu kenapa ? Kok kamu kaya panda ?" Bu Euis bertanya
                "Anu bu, semalem begadang nonton kejuaraan bola Liga Inggris. Hehehe." Jawab Dika sambil nyengir
                "Apaan lu Dik, semalem nggak ada jadwalnya ! Ngeles itu mah bu.. HUUUUWWW." Ejek Doni karena tahu Dika cuman ngeles
                "Hah, mmm..." Dika tertunduk karena ketahuan ngeles
                "Sudah sudah, jangan jadikan masalah sepele ini jadi besar. Sudah, jangan ribut." Kata Bu Euis menenangkan keadaan kelas.
                Di pagi itu Dika sudah kena ejek temen - temannya. Hanya karena salah ngeles dia jadi bahan bully pada hari itu. Walau menyakitkan dia tetap tersenyum karena dia tak mau wanita yang dia suka melihatnya sedih dan menilai Dika adalah cowok cengeng.
                "Mita Nur Wulan..." Absen Bu Euis sudah ke huruf M.
                "Iya hadir bu." Jawabnya.
Mendengar nama itu, tubuh Dika bergetar. Pandangan Dika langsung tertuju padanya. Ya, dia adalah wanita yang Dika incar selama ini. Begitu dia memperhatikannya terasa suasanya yang sejuk disekitarnya dan ditelinganya seperti terdengar alunan musik jazz yang harmonis. Dengan cepat hatinya menjadi teduh. Rasa sakit karena ejekan dan cemoohan itu hilang dari tubuh dan jiwanya *Waduh nulisnya lebay bener -_-*

                "Eh Dik, lu kenapa senyum - senyum gitu ?" Tanya Dela
                "Eh gue.. ga kenapa - napa kok :D ?" Jawab Dika.
                "Alaah... lu liatin si Mita kan ? Mitmiww :D" Goda Dela.
                "Nggak ih nggak :x. Lu apaan sih, udah lu fokus belajar sono." Bantah Dika.
                "Alaah... salting XD" Goda Dela lagi.
                "Coba jangan berisik sih Otaku akut !" Sentak Dika karena sebel.
                "DIKA ! DELA ! DIAM !" Bentak Bu Euis yang merasa kebisingan percakapan Dika dan Dela.
                "I-iyaa bu.." Jawab Dika.
                Jam di sekolah sudah menunjukan waktunya untuk pulang. Dika bergegas untuk pulang, tapi dia memiliki sebuah ide. Dia ingin ngajak pulang bareng Mita. Dan diawal dia dah tahu bakal gagal, tapi dengan penuh harapan dia ingin mencobanya.
                "H-hai Mita, hai semua.." Sapa Dika kepada Mita dan teman - temannya.
                "Hai juga Dika, eh Mit kita pulang duluan yah." Kata teman - temannya yang mungkin ngasih kesempatan sama guebuat berduaan.
                "Iya.. Hati - hati yah kalian. Dah." Mita mengucapkan kata selamat tinggal untuk mereka.
                "Iyaa ayong Mitmiiww :3 ahahaha" Balas mereka.
                "Eh, ada apa dik ? :)" Tanya Mita ke Dika.
                "Ini Mit gue ada masalah sama pelajaran gue. Lu bisa bantu ga ?" Basa - basi Dika.
                "Bisa kok bisa. ^^"  Jawab Mita.
                "Makasih ya :D Hmmm.. lu mau nggak pulang bareng. Kan bisa sekalian diomongin, iya nggak ?" Ajak Dika dengn penuh harapan.
                "CIEEEEEEEE.... DIKA, MITA.. MITMIIWWW XD" Tiba - tiba datang seseorang... *kalian tahu kan siapa. -_-
                "Ihh apaan sih Del. Ada apa kamu ?" Tanya Mita ke Dela.
                "Pulang bareng yuk. Kan kemaren udah janji mau pulang bareng." Kata Dela menagih janjinya.
                "Ohh iyaa bener juga. Maap yah Mita lupa." Kata Mita meminta maaf kepada Dela.
                "Sip, selow aja Mit. :3" Ucap Dela.
                "Hmm... Dika, maap yah. Akunya udah ada janji sama Dela. Maap yah :)" Kata Mita meminta maaf karena ga bisa pulang bareng Dika.
                Seketika Dika kecewa, dia sadar kalau ini memang bakalan gagal. Ya, kalo emang ga bisa mau gimana lagi. Dika tak bisa berkata apa - apa selain "Oh iya gapapa kok." sambil tersenyum. dika yakin kesempatannya masih ada dilain hari dan malemnya masih bisa buat sms-an. Dari sana Dika merasa senang kembali.
                Sesampainya di rumah. Dika langsung nyalain handphone-nya *wiiih saking ga sabarnya yah .-.*.  Dan pas dinyalain ada satu pesan masuk. Dika kaget dan mungkin ini SMS dari Mita. Dika begitu yakin, karena dia belum pernah sms-an sama siapa pun kecuali Mita minggu ini. Dan dia yakin itu SMS darinya.
                Dengan jantung yang detak cepat dia gunakan password untuk membuka HP-nya. Dan dia mencari icon message di layar menunya. Dia masuk dan disana tertulis untuk memasukan password untuk membuka inbox *yaelah ribet amat ni hp --". Dan terbukalah, ketika dilihat SMS dari siapa ternyata dalam nama kontaknya tertulis nomer operator -______________________________-. Melihat hal itu Dika merasa kesel dan dia kembali matiin hp-nya.
                Siang itu Dika habiskan dengan tidur siang. Saking kesal dan lelahnya, dia bangun pas waktu Isya *Buset, lu tidur atau mati Dik -_-.
                "DIKAAAAAAAAAAAA !!!!!! BANGUUUUUUUN !!!!!!" Teriak Ibu Dika.
                "Ehh... =.=" Dika terbangun.
                "DARI SIANG SAMPE ISYA KAMU BELUM BANGUN JUGA. BUKANNYA BANTUIN IBU, BANJIR NIH GARA - GARA HUJAN GEDE." Cerocos pedas Ibu Dika.
                Wah pantesan aja Dika tidurnya lama ternyata diluar lagi hujan. Sambil bangun, Dika ngecek hp-nya lagi. Dan BUSET !11 disana banyak SMS masuk. Wah dari siapa aja tuh ? Ada dari Mita ga tuh ? Pas dicek satu per satu, ternyata dari temennya semua yang ngajakin kerja kelompok, ngajakin ngewarnet, dan lain - lain. Ini dia isinya :
1. Hendri              : Dik, kerja kelompok di rumah Intan jam setengah 4. Jangan telat lu ! (14.30)
2. Jaka                   : Dik, warnet yuk ? Elsword ;) (14.45)
3. Nisfi                  : Dikaaaaa... cerita cerpen lu lanjutin dong... Elu mah lamaaaa -_- (15.10)
4. Eka                    : Woi.. Buku gue wei !!! Besok gue ulangan belajar pake apa, HAH ?! >:( (15.12)
5. Hendri              : Dik, BALES WOI.. KERJA KELOMPOK MAU UJAN NIH. (15.15)
6. Intan                 : Dika, gue mah BODO AMAT. Karena lu ga kerja kelompok, nama lu ga kita TULIS !!!                        (17.50)
                "Kampreeeeet......!!!!" Teriak Dika yang sedang Ultimate Kesel.
                Dika mencoba meminta maaf kepada teman kelompoknya. Tetapi tetap saja mereka ga mau. Dengan kata - kata memelas pun mereka tidak goyah juga. Dan akhirnya Dika memakai senjata terakhirnya yaitu membujuk mereka dengan traktiran. Dan alhasil, mereka pada pada MAU. *Dasar licik -_-*
                Setelah meminta maaf, tiba - tiba ada pesan masuk.
                "Hah, dar Mita ?" Ucap Dika seperti berbisik.
Dia membalasnya dan ber-SMS ria dengan Mita. Entah kenapa, baru kali ini Mita SMS Dika duluan. Apa jangan - jangan ini sebuah tanda - tanda ? Dan inilah percakapan mereka.
Mita       : Haii Dikaa. Selamat malam.
Dika       : Eh Mita, selamat malam juga. Ada apa Mit ? :O
Mita       : Hmm katanya mau nanya tentang pelajaran. Makannya aku SMS, takutnya kan kamu lupa         Dik :D
Dika       : Waah makasih banget Mit. Tapi udah bisa kok gue. Hehehe :D
Mita       : Ohh bagus deh kalo udah bisa :D
Dika       : Hehehe. Lagi apa kamu Mit ? :)
Mita       : Lagi nonton tv Dik ahaha, kamu ?
Dika       : Lagi beresin kamar Mit hehe. Udah makan malem Mit ? :D
Mita       : Udah kok :) kamu Dik ?
                Dika dan Mita sms-an sampai jam 10 malam. Disana Dika banyak share dan bercanda dengan Mita. Perasaan Dika sangat senang sekali bisa sms-an dengan Mita yang biasanya jarang banget sampe jam segitu. Biasanya Dika sms-an sama Mita hanya sampe jam 8 saja, karena Mita harus belajar. Dan setelah itu Dika cuman berdiam diri di kamar dengan ditemani laptopnya.
                Setelah sms-an, Dika berpikir buat nembak Mita. Karena dia udah lama ngincer dia. Mungkin sudah sekita 3 bulan dia mencari info dan melakukan PDKT. Dika memang selalu lama melakukan PDKT karena dia ga mau kecepetan dan entar disangka agresif. Dia selalu memperhatikan situasi terlebuh dahulu. Jika memang memungkinkan barulah dia akan tembak. DOR ! Tapi kali ini masih mencari - cari situasi yang tepat dan memungkinkan.
                Dan mungkin langkah pertama untuk mencari situasi tersebut adalah menanyakan soal Mita ke temennya. Dan yang Dika tau temen terdekatnya ada... DELA -_-. Dika berpikiran kalo dia nanya sama dia, bisa abis dibully dan diledek. Dan bisa jadi ejekan itu masuk kemimpi dan menjadi mimpi buruk. --" Tapi kalo yang terakhir itu pasti ga mungkin lah buat Dika.
                Keesokan harinya pas istirahat ke dua Dika ingin mengajak Dela untuk membicarakan itu. Dika berharap Dela bisa memberikan penjelasan yang dapat membantunya bukan banyak ejekan yang akan membuatnya bad mood.
                "Del.. Bisa ikut gue ga ?" Ajak Dika.
                "Ehh.. mau kemana nih ?" Tanya Dela.
                "Ke kantin. Gue ada sesuatu yang harus gue bicarakan ma elo." Jelas Dika.
                Sesampainya di kantin Dika mulai mengemukakan apa yang ingin dia tanyakan kepada Dela.
                "Del, gue mau nanya nih ?" Dika mulai bertanya.
                "Mau nanya apaan ? Anime yang baru keluar ?" Dela menanggapi.
                "Bukan, gue pengen nanya. Menurut elu udah gimana gue sama Mita ?" Lanjut Dika.
                "Hmmm... udah deket sih kata gue mah. Kalo intinya mah siap di uji coba." Dela menjelaskan.
                "Hah, maksud lu ?" Dika kebingungan.
                "Ya kalo kata gue mah coba aja ditembak. Mungkin bisa diterima." Katanya singkat.
                "Tapi gue belum yakin. Apa bisa yah gue diterima ? Dan gue masih bingung. Elu punya    hipotesis kayak gitu dapet dari mana ? ._." Tanya Dika karena ingin jawaban yang detail.
                "Mita pernah ngomong kok ke gue. Ketika gue tanya 'Perasaan lu pas sama Dika gimana               Mit ?' dia jawab 'nyaman'." Jelasnya detail.
                "Hah, yang bener kalo begitu. Besok gue tembak dah." Ucap Dika.
                Malemnya Dika mengirim SMS ke Mita yang bertuan mengajaknya ketemuan disuatu tempat. Dengan penuh semangat dia kirim SMS yang berisi :
                "Malem Mit :) eh besok ada acara ga ? kamu besok mau nggak pergi ke Cafe sebelah sekolah ?"
Dan 15 menit kemudian ada SMS masuk. Pas diliat ternyata dari si Tito yang isinya :
                "Dik, Wifi-an yuk besok malem. Daripada maming galau ga punya pacar. :v"
Dika ga bales tuh sms karena merasa jijik diajak Wifi-an gratis di sekolah :p. Dika setia menunggu SMS dari Mita yang belum juga datang.
                Dan akhirnya setelah menunggu sekitar 30 menit. SMS dari Mita masuk, isi SMS-nya yaitu :
                "Besok ga ada acara kok. Iya Mita usahain ya Dik."
SMS yang singkat namun begitu berkesan bagi Dika. Dengan diterimanya ajakan dinner besok, Dika dengan cepat ngasih tau Dela dan minta dia cariin bunga :3. Dela mendukung Dika, dan berharap juga Mita pacaran sama Dika. Sebab dia bosen dengerin curhat Mita yang galau aja gara - gara dihantuin sama mantannya, bukan berarti mantannya udah mati ya, cuman perumpamaan -_-.
                Keesokan harinya, hari mengeksekusi. Dika sudah menunggu dari jam 7 malem saking nggak sabarnya ingin menyatakan cintanya kepada Mita. Segala macam skenario dia sudah siapkan dari, memulai pembicaraan, basa - basi, nembaknya, dan memprediksi jawabannya. Dika sudah mesem - mesem sendiri bayanginnya kalo dia ternyata diterima. Akan ada orang yang perhatian dan care sama dia. *Alaaah gue sebagai penulis jadi iri -_-*
               
                Jam sudah menunjukan pukul 8 malam. Dan akhirnya Mita tiba bersama Dela. Dia terlihat cantik sekali dengan baju kaos putih dan sweater ungunya. Dika hanya bisa melotot melihat betapa cantiknya penampilan Mita saat itu *awas ngiler dik -_-. Dan akhirnya mereka duduk bertiga. Kemudian mereka memesan beberapa makanan. Dan beberapa saat kemudian pesanan datang dan mereka menyantapnya  *penulis jadi laper nih +.+.
                Selesai makan dan segala macem. Akhirnya Dika melancarkan serangannya.
                "Mit, gimana makanannya ?"
                "Enak kok."
                "Mau tambah nggak ?"
                "Ah nggak usah Dik, hehe."
                "Hmm.. Mit boleh nanya nggak ?"
                "Apa ?"
                "Kamu lagi suka sama cowok nggak ?"
                "Hah..?"
                "Hmm... Iya, soalnya aku... S-suka sama kamu. Dan semoga kamu juga begitu.
                "..."
                "..."
                "Mita, kamu mau ga jadi pacar gue ?"
Seketika terasa hening. Mita terdiam, dia terlihat bingung
                "Hmm Dik gmn yah.."
                "Kenapa, Mit ? Kamu ga suka sama gue ?"
                "B-bukan begitu. Gue suka sih sama elu, gue nyaman sama elu, tapi..."
                "Tapi kenapa, dengan gue ?"
                "Gue nggk bisa dik. Gue nganggep elu cuman sekedar teman deket. Belum ada rasa itu ketika gue sama lu."
                "..."
                "Maaf ya Dik. Gue cuman sekedar suka karena kita temen dan emang elu itu asik orangnya. Sekali lagi gue minta maaf.
                "Mita, nggak apa - apa kok kamu ngomong gitu juga jika emang kamu jujur. Dan.. jika kamu butuh apa - apa, gue bakal selalu ada buat kamu."
                Malam itu entah kenapa berubah. Dari penuh senyuman menjadi kelam dan gelap. Seakan - akan matahari pun tak berani menggantikannya di fajar nanti. Sungguh menyakitkan, Dika dengan mengharap penuh harus menerima kenyataan dari jawaban Mita. Dia berjalan pulang dengan sakit hatinya. Malam itu bagaikan menambah kenangan buruknya.
                Dan sejak kejadian itu hatinya mulai teriris - iris lagi dan lagi. Tak rela baginya melihat rencana, waktu, dan pengorbanannya hancur dan berakhir sia -sia. Kata - kata Mita selalu terngiang ditelinganya seakan - akan Mita yang terus bicara ditelinganya. Hampa dan tak punya daya untuk berdiri kembali.
                Setiap harinya Dika hanya berdiam diri di bukit belakang kompleksnya. Menyaksikan segala flashback masa lalu yang datang bergiliran.
                "Apa gue ini... tak menarik ?"
                "Apa gue ini orang yang tak pantas untuk dicinta ?"
                "Apa gue ini ga bisa dapatkan satu wanita pun di masa SMA gue ?"
                "Gue hanya sebuah debu yang bermimpi menjadi sebogkah berlian."
Hanya itu yang ada dipikiran Dika. Dia menilai dirinya lebih rendah dari sebuah sampah, selalu terlupakan dan tak pernah mendapatkan apa yang dia inginkan. Padahal dia tau, bahwa pengorbanannya sangat tulus dan ikhlas. Mengapa tetap saja dirinya tak mampu untuk menaklukan hati seorang wanita.
                Di tengah rasa sedihnya tiba - tiba datang Zali. Yang ternyata memang khawatir dengan keadaan temannya yang rapuh itu. dia mencoba membangkitkan semangatnya.
                "Buat apa lo berdiam disini ? Apakah menurut lo ini bakalan ngerubah segalanya ?"
                "Apa maksudmu Zali ?"
                "Tak habis pikir, teman gue yang sering menghibur semua orang dengan candaan dan perilakunya yang konyol ternyata rapuh. Gue dulu bangga banget punya temen kayak lo yang rasa berjuangnya tinggi dan ga mudah putus asa. Tapi apa sekarang ? Cinta ngebuat lo rapuh dan lemah. Tak sudi gue berteman dengan orang semacam kau yang sekarang."
                "Apakah itu benar ?"
                "Tentu saja. Dulu lo bilang : 'Di dunia ini nggak ada yang nggak mungkin. Itulah yang membuat gue terus berjuang walau memang kenyataannya itu sulit.' Sekarang kemana kata -kata itu pergi ?"
                "Tapi.."
                Belum selesai Dika berkata Zali langsung menggenggam tangan Dika. seolah - olah memberikan sebuah simpati bahwa dia juga tau bahwa memang sakit rasanya ketika cintanya ditolak.
               
                "Dika, lu bukan cowok cengengkan ? Lu bukan cowok lemah kan ? Bisa nggak lu buktiin sama gue ? Gue tau emang sakit rasanya ditolak seperti itu. Dan memang benar - benar sakit ketika seluruh rencana lo hancur berkeping - keping dan terasa sia - sia."
Tatapan Dika hampa dan kosong seakan - akan sakit itu berpegangan erat dengan jiwanya walau sudah Zali semangati dia.
                Kemudian mulut dika kembali berkata lagi.
                "Hei, Zali. Menurut lo, apakah ada gadis yang menyukai ku ?"
                "Ada, pasti ada kawanku. Apa yang tidak mungkin ?"
                "Kalau begitu, Zali. Jika waktuku sudah habis tolong lupakan segalanya. Gue ga mau ada yang bersedih karena gue sudah nggak ada."
                Tiba - tiba "PLAAAAAAAKK !!!!!!!" Tamparan keras oleh Zali di pipi sebelah kiri Dika.
                "APA MAKSUD LO BERKATA SEPERTI ITU ?!! JANGAN BODOH DIKA JANGAN BODOH !!! MASA DEPAN LO MASIH PANJANG !!!"
                "Gue berkata begitu karena gue merasakan hal yang buruk bakal terjadi kepada gue. Gue mau nggak ada orang yang bersedih ketika gue udah nggak ada."
                "HEI INI HANYA MASALAH SEPELE !!!"
                "Kalau begitu maaf sudah membuat lo cemas. Gue hanya ga tahu dengan perasaan gue sendiri, gue belum mampu bangkit, dan gue merasa takut."
                "Disaat diri lo nggak bisa bangun dan kesulitan. Disanalah ada gue sebagai sahabat lo. Apa artinya persahabat Dik jika saling acuh. Ayo berdiri lagi Dik, nggak ada gunanya lo berlarut - larut dalam kesedihan, itu tak bermanfaat. Dan hei, buat apa sih mikirin cewek dan ingin terkenal diantara mereka ?  Emangnya lu hidup pengen jadi Playboy ?"
                "HAAAH !!! GA MAU LAAAAAAAAHHHHHHH!!!!!!"
                "NAH !! Semangat lo dah balik tuh."
                "Itu kata - kata terakhir lo bermakna banget sih."
                "KAMPRET !! YANG LAENNYA KAGAK GITU ?!!"
                "Hehehe sorii... sama kok bermakna."
                Dan akhirnya Dika kembali bisa berdiri diatas rasa sakit dan ketakutannya. Dika memang seperti debu yang bermimpi menjadi sebongkah berlian. Walau terdengar mustahil dia akan selalu berusaha dan pantang putus asa. Baginya,  permasalhan adalah tantangan yang sangat menarik bagi hidupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar