"Sakit itu nyata dan semua orang pernah membuat orang terdekatnya
mengalaminya. Bukankah itu sebuah ironi yang memilukan ?"
Satu
semester sebelum kejadian perkelahian gaib. Dika adalah seorang yang aktif,
kreatif, dan sangat bersahabat dengan teman - temannya. Dan dikala itu,
pergaulannya sangat baik hingga dia menemukan sesosok wanita yang menjadi
perhatiannya sejak masuk kelas 11. Ya, Dika jatuh cinta padanya.
Dia
sangat tergila - gila padanya. Dan selalu memperhatikannya, di kehidupan nyata
maupun di dunia maya. Setiap malam pun dia selalu tidur larut karena dia tak
mau melewatkan berbagai status facebook, comment, dan tweet-nya. Selalu dia
mencatat perkembangannya semasa PDKT.
Dia
sangat berharap sekali wanita ini bisa menjadi bunga di hatinya. Memang siapa
sih wanita itu ? Mengapa Dika bisa tergila -gila dengannya ? Dan wanita itu
adalah teman sekelasnya. Ya, kasus ini bisa disebut sebagai CinLok :3. Memang
pada awalnya Dika sudah mengenalnya sejak kelas 10, tapi pada saat itu masih
teman forum ekstra saja. Dan pada saat itu juga Dika masih bersama mantannya.
Pertamanya
memang Dika tak habis pikir bisa jatuh cinta kepadanya. Namun, rasa ini begitu
nyata ketika Dika telah gagal untuk balikan sama mantannya. Masalahnya begitu
kompleks pada saat itu. Dika sangat ingin meneruskan kisah cintanya yang telah
kandas beberapa bulan yang lalu sebelum dia naik ke kelas 11.
Ketika
itu hubungannya harus berakhir karena Dika merasa tergantikan oleh seseorang
yang tiba - tiba muncul dan merebut segalanya darinya. Dan Dika terlambat untuk
melakukan perlawanan. Dan akhirnya hati mantannya jatuh kepada orang yang tiba
- tiba datang itu. Dika sangat kesal dan menyesal. Merasa dirinya tak punya
kekuatan untuk melawan dan bertahan dari kerasnya kehidupan.
"Tuhan,
jika ini sebuah cobaan dan tantangan dari-Mu. Saya akan berusaha untuk
mendapatkannya kembali. Saya akan bersamanya lagi dikemudian hari." Kata -
kata Dika di tengah malam yang dingin.
Sendirian
dan tak punya kekuatan, kerapuhan telah melanda dirinya. Karena dia sangat
mencintainya dan tak mau kehilangan dirinya. Dan rasa takut itu akhirnya telah
terasa dan berakhir seperti ini. Berawal dengan canda tawa dan kebahagiaan
kemudian berakhir dengan kesedihan dan kegalauan yang luar biasa. Sungguh
memilukan, hanya 6 bulan mereka bersatu dan mereka harus berpisah. Kembali ke
dunia mereka masing - masing sebelum bersatu.
Rasa
itu cukup menyayat hatinya hingga dirinya sulit untuk melupakannya. Pemikiran
Dika tidak seperti pemikiran kebanyakan laki - laki lainnya. Dia begitu sulit
untuk melupakan sesuatu. Dan dia pun ingin segala apa yang dia rencanakan
berhasil dan tidak sia - sia begitu saja. Tapi dia harulah sadar bahwa dirinya
bukanlah Tuhan yang bisa merubah apapun sesuai kehendaknya. Dia hanya bermimpi
begitu jauh hingga dia pun lupa akan dimana batas kekuatannya.
Sekarang,
setelah gagal untuk balikan, dia sudah berusaha mengiklaskannya. Karena jika
terus dipikirkan,dia tahu itu akan mengganggu terhadap perkembangan jiwa dan
sosialnya. Orang yang telah memberikan gerakan untuk merubah dirinya yang
dahulu pemalu, kurang aktif, dan belum mau berkarya telah pergi darinya dan
mungkin tak akan pernah kembali.
"Dika
Pratama." Bu Euis mengabsen nama Dika
"Hadir
Bu." Jawab Dika
"Matamu
kenapa ? Kok kamu kaya panda ?" Bu Euis bertanya
"Anu
bu, semalem begadang nonton kejuaraan bola Liga Inggris. Hehehe." Jawab
Dika sambil nyengir
"Apaan
lu Dik, semalem nggak ada jadwalnya ! Ngeles itu mah bu.. HUUUUWWW." Ejek
Doni karena tahu Dika cuman ngeles
"Hah,
mmm..." Dika tertunduk karena ketahuan ngeles
"Sudah
sudah, jangan jadikan masalah sepele ini jadi besar. Sudah, jangan ribut."
Kata Bu Euis menenangkan keadaan kelas.
Di pagi
itu Dika sudah kena ejek temen - temannya. Hanya karena salah ngeles dia jadi
bahan bully pada hari itu. Walau menyakitkan dia tetap tersenyum karena dia tak
mau wanita yang dia suka melihatnya sedih dan menilai Dika adalah cowok
cengeng.
"Mita
Nur Wulan..." Absen Bu Euis sudah ke huruf M.
"Iya
hadir bu." Jawabnya.
Mendengar nama itu, tubuh Dika bergetar. Pandangan Dika
langsung tertuju padanya. Ya, dia adalah wanita yang Dika incar selama ini.
Begitu dia memperhatikannya terasa suasanya yang sejuk disekitarnya dan
ditelinganya seperti terdengar alunan musik jazz yang harmonis. Dengan cepat
hatinya menjadi teduh. Rasa sakit karena ejekan dan cemoohan itu hilang dari
tubuh dan jiwanya *Waduh nulisnya lebay bener -_-*
"Eh
Dik, lu kenapa senyum - senyum gitu ?" Tanya Dela
"Eh
gue.. ga kenapa - napa kok :D ?" Jawab Dika.
"Alaah...
lu liatin si Mita kan ? Mitmiww :D" Goda Dela.
"Nggak
ih nggak :x. Lu apaan sih, udah lu fokus belajar sono." Bantah Dika.
"Alaah...
salting XD" Goda Dela lagi.
"Coba
jangan berisik sih Otaku akut !" Sentak Dika karena sebel.
"DIKA
! DELA ! DIAM !" Bentak Bu Euis yang merasa kebisingan percakapan Dika dan
Dela.
"I-iyaa
bu.." Jawab Dika.
Jam di
sekolah sudah menunjukan waktunya untuk pulang. Dika bergegas untuk pulang,
tapi dia memiliki sebuah ide. Dia ingin ngajak pulang bareng Mita. Dan diawal
dia dah tahu bakal gagal, tapi dengan penuh harapan dia ingin mencobanya.
"H-hai
Mita, hai semua.." Sapa Dika kepada Mita dan teman - temannya.
"Hai
juga Dika, eh Mit kita pulang duluan yah." Kata teman - temannya yang
mungkin ngasih kesempatan sama guebuat berduaan.
"Iya..
Hati - hati yah kalian. Dah." Mita mengucapkan kata selamat tinggal untuk
mereka.
"Iyaa
ayong Mitmiiww :3 ahahaha" Balas mereka.
"Eh,
ada apa dik ? :)" Tanya Mita ke Dika.
"Ini
Mit gue ada masalah sama pelajaran gue. Lu bisa bantu ga ?" Basa - basi
Dika.
"Bisa
kok bisa. ^^" Jawab Mita.
"Makasih
ya :D Hmmm.. lu mau nggak pulang bareng. Kan bisa sekalian diomongin, iya nggak
?" Ajak Dika dengn penuh harapan.
"CIEEEEEEEE....
DIKA, MITA.. MITMIIWWW XD" Tiba - tiba datang seseorang... *kalian tahu
kan siapa. -_-
"Ihh
apaan sih Del. Ada apa kamu ?" Tanya Mita ke Dela.
"Pulang
bareng yuk. Kan kemaren udah janji mau pulang bareng." Kata Dela menagih
janjinya.
"Ohh
iyaa bener juga. Maap yah Mita lupa." Kata Mita meminta maaf kepada Dela.
"Sip,
selow aja Mit. :3" Ucap Dela.
"Hmm...
Dika, maap yah. Akunya udah ada janji sama Dela. Maap yah :)" Kata Mita
meminta maaf karena ga bisa pulang bareng Dika.
Seketika
Dika kecewa, dia sadar kalau ini memang bakalan gagal. Ya, kalo emang ga bisa
mau gimana lagi. Dika tak bisa berkata apa - apa selain "Oh iya gapapa
kok." sambil tersenyum. dika yakin kesempatannya masih ada dilain hari dan
malemnya masih bisa buat sms-an. Dari sana Dika merasa senang kembali.
Sesampainya
di rumah. Dika langsung nyalain handphone-nya *wiiih saking ga sabarnya yah
.-.*. Dan pas dinyalain ada satu pesan
masuk. Dika kaget dan mungkin ini SMS dari Mita. Dika begitu yakin, karena dia
belum pernah sms-an sama siapa pun kecuali Mita minggu ini. Dan dia yakin itu
SMS darinya.
Dengan
jantung yang detak cepat dia gunakan password untuk membuka HP-nya. Dan dia
mencari icon message di layar menunya. Dia masuk dan disana tertulis untuk
memasukan password untuk membuka inbox *yaelah ribet amat ni hp --". Dan
terbukalah, ketika dilihat SMS dari siapa ternyata dalam nama kontaknya
tertulis nomer operator -______________________________-. Melihat hal itu Dika
merasa kesel dan dia kembali matiin hp-nya.
Siang
itu Dika habiskan dengan tidur siang. Saking kesal dan lelahnya, dia bangun pas
waktu Isya *Buset, lu tidur atau mati Dik -_-.
"DIKAAAAAAAAAAAA
!!!!!! BANGUUUUUUUN !!!!!!" Teriak Ibu Dika.
"Ehh...
=.=" Dika terbangun.
"DARI
SIANG SAMPE ISYA KAMU BELUM BANGUN JUGA. BUKANNYA BANTUIN IBU, BANJIR NIH GARA
- GARA HUJAN GEDE." Cerocos pedas Ibu Dika.
Wah
pantesan aja Dika tidurnya lama ternyata diluar lagi hujan. Sambil bangun, Dika
ngecek hp-nya lagi. Dan BUSET !11 disana banyak SMS masuk. Wah dari siapa aja
tuh ? Ada dari Mita ga tuh ? Pas dicek satu per satu, ternyata dari temennya
semua yang ngajakin kerja kelompok, ngajakin ngewarnet, dan lain - lain. Ini
dia isinya :
1. Hendri :
Dik, kerja kelompok di rumah Intan jam setengah 4. Jangan telat lu ! (14.30)
2. Jaka :
Dik, warnet yuk ? Elsword ;) (14.45)
3. Nisfi :
Dikaaaaa... cerita cerpen lu lanjutin dong... Elu mah lamaaaa -_- (15.10)
4. Eka :
Woi.. Buku gue wei !!! Besok gue ulangan belajar pake apa, HAH ?! >:(
(15.12)
5. Hendri :
Dik, BALES WOI.. KERJA KELOMPOK MAU UJAN NIH. (15.15)
6. Intan :
Dika, gue mah BODO AMAT. Karena lu ga kerja kelompok, nama lu ga kita TULIS !!!
(17.50)
"Kampreeeeet......!!!!"
Teriak Dika yang sedang Ultimate Kesel.
Dika
mencoba meminta maaf kepada teman kelompoknya. Tetapi tetap saja mereka ga mau.
Dengan kata - kata memelas pun mereka tidak goyah juga. Dan akhirnya Dika
memakai senjata terakhirnya yaitu membujuk mereka dengan traktiran. Dan
alhasil, mereka pada pada MAU. *Dasar licik -_-*
Setelah
meminta maaf, tiba - tiba ada pesan masuk.
"Hah,
dar Mita ?" Ucap Dika seperti berbisik.
Dia membalasnya dan ber-SMS ria dengan Mita. Entah kenapa,
baru kali ini Mita SMS Dika duluan. Apa jangan - jangan ini sebuah tanda -
tanda ? Dan inilah percakapan mereka.
Mita : Haii
Dikaa. Selamat malam.
Dika : Eh Mita,
selamat malam juga. Ada apa Mit ? :O
Mita : Hmm
katanya mau nanya tentang pelajaran. Makannya aku SMS, takutnya kan kamu lupa Dik :D
Dika : Waah
makasih banget Mit. Tapi udah bisa kok gue. Hehehe :D
Mita : Ohh bagus
deh kalo udah bisa :D
Dika : Hehehe.
Lagi apa kamu Mit ? :)
Mita : Lagi
nonton tv Dik ahaha, kamu ?
Dika : Lagi
beresin kamar Mit hehe. Udah makan malem Mit ? :D
Mita : Udah kok
:) kamu Dik ?
Dika
dan Mita sms-an sampai jam 10 malam. Disana Dika banyak share dan bercanda
dengan Mita. Perasaan Dika sangat senang sekali bisa sms-an dengan Mita yang
biasanya jarang banget sampe jam segitu. Biasanya Dika sms-an sama Mita hanya
sampe jam 8 saja, karena Mita harus belajar. Dan setelah itu Dika cuman berdiam
diri di kamar dengan ditemani laptopnya.
Setelah
sms-an, Dika berpikir buat nembak Mita. Karena dia udah lama ngincer dia.
Mungkin sudah sekita 3 bulan dia mencari info dan melakukan PDKT. Dika memang
selalu lama melakukan PDKT karena dia ga mau kecepetan dan entar disangka
agresif. Dia selalu memperhatikan situasi terlebuh dahulu. Jika memang
memungkinkan barulah dia akan tembak. DOR ! Tapi kali ini masih mencari - cari
situasi yang tepat dan memungkinkan.
Dan
mungkin langkah pertama untuk mencari situasi tersebut adalah menanyakan soal
Mita ke temennya. Dan yang Dika tau temen terdekatnya ada... DELA -_-. Dika
berpikiran kalo dia nanya sama dia, bisa abis dibully dan diledek. Dan bisa
jadi ejekan itu masuk kemimpi dan menjadi mimpi buruk. --" Tapi kalo yang
terakhir itu pasti ga mungkin lah buat Dika.
Keesokan
harinya pas istirahat ke dua Dika ingin mengajak Dela untuk membicarakan itu.
Dika berharap Dela bisa memberikan penjelasan yang dapat membantunya bukan
banyak ejekan yang akan membuatnya bad mood.
"Del..
Bisa ikut gue ga ?" Ajak Dika.
"Ehh..
mau kemana nih ?" Tanya Dela.
"Ke
kantin. Gue ada sesuatu yang harus gue bicarakan ma elo." Jelas Dika.
Sesampainya
di kantin Dika mulai mengemukakan apa yang ingin dia tanyakan kepada Dela.
"Del,
gue mau nanya nih ?" Dika mulai bertanya.
"Mau
nanya apaan ? Anime yang baru keluar ?" Dela menanggapi.
"Bukan,
gue pengen nanya. Menurut elu udah gimana gue sama Mita ?" Lanjut Dika.
"Hmmm...
udah deket sih kata gue mah. Kalo intinya mah siap di uji coba." Dela
menjelaskan.
"Hah,
maksud lu ?" Dika kebingungan.
"Ya
kalo kata gue mah coba aja ditembak. Mungkin bisa diterima." Katanya
singkat.
"Tapi
gue belum yakin. Apa bisa yah gue diterima ? Dan gue masih bingung. Elu punya hipotesis kayak gitu dapet dari mana ?
._." Tanya Dika karena ingin jawaban yang detail.
"Mita
pernah ngomong kok ke gue. Ketika gue tanya 'Perasaan lu pas sama Dika gimana Mit ?' dia jawab 'nyaman'."
Jelasnya detail.
"Hah,
yang bener kalo begitu. Besok gue tembak dah." Ucap Dika.
Malemnya
Dika mengirim SMS ke Mita yang bertuan mengajaknya ketemuan disuatu tempat.
Dengan penuh semangat dia kirim SMS yang berisi :
"Malem
Mit :) eh besok ada acara ga ? kamu besok mau nggak pergi ke Cafe sebelah
sekolah ?"
Dan 15 menit kemudian ada SMS masuk. Pas diliat ternyata
dari si Tito yang isinya :
"Dik,
Wifi-an yuk besok malem. Daripada maming galau ga punya pacar. :v"
Dika ga bales tuh sms karena merasa jijik diajak Wifi-an
gratis di sekolah :p. Dika setia menunggu SMS dari Mita yang belum juga datang.
Dan
akhirnya setelah menunggu sekitar 30 menit. SMS dari Mita masuk, isi SMS-nya
yaitu :
"Besok
ga ada acara kok. Iya Mita usahain ya Dik."
SMS yang singkat namun begitu berkesan bagi Dika. Dengan
diterimanya ajakan dinner besok, Dika dengan cepat ngasih tau Dela dan minta
dia cariin bunga :3. Dela mendukung Dika, dan berharap juga Mita pacaran sama
Dika. Sebab dia bosen dengerin curhat Mita yang galau aja gara - gara dihantuin
sama mantannya, bukan berarti mantannya udah mati ya, cuman perumpamaan -_-.
Keesokan
harinya, hari mengeksekusi. Dika sudah menunggu dari jam 7 malem saking nggak
sabarnya ingin menyatakan cintanya kepada Mita. Segala macam skenario dia sudah
siapkan dari, memulai pembicaraan, basa - basi, nembaknya, dan memprediksi
jawabannya. Dika sudah mesem - mesem sendiri bayanginnya kalo dia ternyata
diterima. Akan ada orang yang perhatian dan care sama dia. *Alaaah gue sebagai
penulis jadi iri -_-*
Jam
sudah menunjukan pukul 8 malam. Dan akhirnya Mita tiba bersama Dela. Dia
terlihat cantik sekali dengan baju kaos putih dan sweater ungunya. Dika hanya
bisa melotot melihat betapa cantiknya penampilan Mita saat itu *awas ngiler dik
-_-. Dan akhirnya mereka duduk bertiga. Kemudian mereka memesan beberapa
makanan. Dan beberapa saat kemudian pesanan datang dan mereka menyantapnya *penulis jadi laper nih +.+.
Selesai
makan dan segala macem. Akhirnya Dika melancarkan serangannya.
"Mit,
gimana makanannya ?"
"Enak
kok."
"Mau
tambah nggak ?"
"Ah
nggak usah Dik, hehe."
"Hmm..
Mit boleh nanya nggak ?"
"Apa
?"
"Kamu
lagi suka sama cowok nggak ?"
"Hah..?"
"Hmm...
Iya, soalnya aku... S-suka sama kamu. Dan semoga kamu juga begitu.
"..."
"..."
"Mita,
kamu mau ga jadi pacar gue ?"
Seketika terasa hening. Mita terdiam, dia terlihat bingung
"Hmm
Dik gmn yah.."
"Kenapa,
Mit ? Kamu ga suka sama gue ?"
"B-bukan
begitu. Gue suka sih sama elu, gue nyaman sama elu, tapi..."
"Tapi
kenapa, dengan gue ?"
"Gue
nggk bisa dik. Gue nganggep elu cuman sekedar teman deket. Belum ada rasa itu
ketika gue sama lu."
"..."
"Maaf
ya Dik. Gue cuman sekedar suka karena kita temen dan emang elu itu asik
orangnya. Sekali lagi gue minta maaf.
"Mita,
nggak apa - apa kok kamu ngomong gitu juga jika emang kamu jujur. Dan.. jika
kamu butuh apa - apa, gue bakal selalu ada buat kamu."
Malam
itu entah kenapa berubah. Dari penuh senyuman menjadi kelam dan gelap. Seakan -
akan matahari pun tak berani menggantikannya di fajar nanti. Sungguh
menyakitkan, Dika dengan mengharap penuh harus menerima kenyataan dari jawaban
Mita. Dia berjalan pulang dengan sakit hatinya. Malam itu bagaikan menambah
kenangan buruknya.
Dan sejak kejadian itu hatinya mulai teriris - iris lagi dan lagi. Tak rela baginya melihat rencana, waktu, dan pengorbanannya hancur dan berakhir sia -sia. Kata - kata Mita selalu terngiang ditelinganya seakan - akan Mita yang terus bicara ditelinganya. Hampa dan tak punya daya untuk berdiri kembali.
Dan sejak kejadian itu hatinya mulai teriris - iris lagi dan lagi. Tak rela baginya melihat rencana, waktu, dan pengorbanannya hancur dan berakhir sia -sia. Kata - kata Mita selalu terngiang ditelinganya seakan - akan Mita yang terus bicara ditelinganya. Hampa dan tak punya daya untuk berdiri kembali.
Setiap
harinya Dika hanya berdiam diri di bukit belakang kompleksnya. Menyaksikan
segala flashback masa lalu yang datang bergiliran.
"Apa
gue ini... tak menarik ?"
"Apa
gue ini orang yang tak pantas untuk dicinta ?"
"Apa
gue ini ga bisa dapatkan satu wanita pun di masa SMA gue ?"
"Gue
hanya sebuah debu yang bermimpi menjadi sebogkah berlian."
Hanya itu yang ada dipikiran Dika. Dia menilai dirinya lebih
rendah dari sebuah sampah, selalu terlupakan dan tak pernah mendapatkan apa
yang dia inginkan. Padahal dia tau, bahwa pengorbanannya sangat tulus dan
ikhlas. Mengapa tetap saja dirinya tak mampu untuk menaklukan hati seorang
wanita.
Di
tengah rasa sedihnya tiba - tiba datang Zali. Yang ternyata memang khawatir
dengan keadaan temannya yang rapuh itu. dia mencoba membangkitkan semangatnya.
"Buat
apa lo berdiam disini ? Apakah menurut lo ini bakalan ngerubah segalanya
?"
"Apa
maksudmu Zali ?"
"Tak
habis pikir, teman gue yang sering menghibur semua orang dengan candaan dan
perilakunya yang konyol ternyata rapuh. Gue dulu bangga banget punya temen
kayak lo yang rasa berjuangnya tinggi dan ga mudah putus asa. Tapi apa sekarang
? Cinta ngebuat lo rapuh dan lemah. Tak sudi gue berteman dengan orang semacam
kau yang sekarang."
"Apakah
itu benar ?"
"Tentu
saja. Dulu lo bilang : 'Di dunia ini nggak ada yang nggak mungkin. Itulah yang
membuat gue terus berjuang walau memang kenyataannya itu sulit.' Sekarang
kemana kata -kata itu pergi ?"
"Tapi.."
Belum
selesai Dika berkata Zali langsung menggenggam tangan Dika. seolah - olah
memberikan sebuah simpati bahwa dia juga tau bahwa memang sakit rasanya ketika
cintanya ditolak.
"Dika,
lu bukan cowok cengengkan ? Lu bukan cowok lemah kan ? Bisa nggak lu buktiin
sama gue ? Gue tau emang sakit rasanya ditolak seperti itu. Dan memang benar -
benar sakit ketika seluruh rencana lo hancur berkeping - keping dan terasa sia
- sia."
Tatapan Dika hampa dan kosong seakan - akan sakit itu
berpegangan erat dengan jiwanya walau sudah Zali semangati dia.
Kemudian
mulut dika kembali berkata lagi.
"Hei,
Zali. Menurut lo, apakah ada gadis yang menyukai ku ?"
"Ada,
pasti ada kawanku. Apa yang tidak mungkin ?"
"Kalau
begitu, Zali. Jika waktuku sudah habis tolong lupakan segalanya. Gue ga mau ada
yang bersedih karena gue sudah nggak ada."
Tiba -
tiba "PLAAAAAAAKK !!!!!!!" Tamparan keras oleh Zali di pipi sebelah
kiri Dika.
"APA
MAKSUD LO BERKATA SEPERTI ITU ?!! JANGAN BODOH DIKA JANGAN BODOH !!! MASA DEPAN
LO MASIH PANJANG !!!"
"Gue
berkata begitu karena gue merasakan hal yang buruk bakal terjadi kepada gue.
Gue mau nggak ada orang yang bersedih ketika gue udah nggak ada."
"HEI
INI HANYA MASALAH SEPELE !!!"
"Kalau
begitu maaf sudah membuat lo cemas. Gue hanya ga tahu dengan perasaan gue
sendiri, gue belum mampu bangkit, dan gue merasa takut."
"Disaat
diri lo nggak bisa bangun dan kesulitan. Disanalah ada gue sebagai sahabat lo.
Apa artinya persahabat Dik jika saling acuh. Ayo berdiri lagi Dik, nggak ada
gunanya lo berlarut - larut dalam kesedihan, itu tak bermanfaat. Dan hei, buat
apa sih mikirin cewek dan ingin terkenal diantara mereka ? Emangnya lu hidup pengen jadi Playboy ?"
"HAAAH
!!! GA MAU LAAAAAAAAHHHHHHH!!!!!!"
"NAH
!! Semangat lo dah balik tuh."
"Itu
kata - kata terakhir lo bermakna banget sih."
"KAMPRET
!! YANG LAENNYA KAGAK GITU ?!!"
"Hehehe
sorii... sama kok bermakna."
Dan
akhirnya Dika kembali bisa berdiri diatas rasa sakit dan ketakutannya. Dika
memang seperti debu yang bermimpi menjadi sebongkah berlian. Walau terdengar
mustahil dia akan selalu berusaha dan pantang putus asa. Baginya, permasalhan adalah tantangan yang sangat
menarik bagi hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar