Silent
Chapter 2 : Cold As
Ice
"Siang adalah waktumu dan Malam adalah waktu kami."
What
the FUCK !! Temen - temen gue masih inget aja kejadian kemaren. Makin menjadi -
jadi lagi ngebullynya. Yaelah.. gue cuman bisa pasrah aja deh. Satu orang lawan
sekelas WOW IMPOSIBRU !!! -_-. Sampe pulang sekolah gue diledekin sama mereka,
hmmm awas lo entar gue bales.
Well,
sudah lupain aja kejadian tadi dik. Hari ini elu ada janji ngebetulin laptop
orang, jadi jangan badmood. Kalo gue badmood entar si pelanggan jadi kepo plus
nanya - nanya gue lagi *Ogah banget. Sepulang sekolah gue tunggu dia di depan
kelasnya. Terlihat disana masih rame. Gue nungguin sekitar 10 menitan dan temen
gue nongol. Tapi baru juga nongol dia udah pegangin tangan gue. Njing !! Ni
temen gue ternyata MAHO --". Tak peduli dia diliatin sama orang - orang,
dia terus menuntunku menuju lapangan.
Setelah
sampai di lapangan, kami duduk dan dia langsung membuka laptopnya. MUKE
GILEEE... !!!!!! Laptopnya udah kayak benda keramat. Keadaan cashingnya sudah
banyak yg lecet dan retak apalagi dalemnya yah. langsung aja gue nanyain
masalah apa aja yang dia lihat.
"Gi,
ini problem lo kenapa neh ?" tanya gue.
"Ini
pas gue shut down.." kata Ogi
'Iyaa
iyaa terus." kata gue minta info lebih lanjut.
"Komputernya
malah mati." lanjutnya sambil memasang muka idiot.
"KAMPRET
!! emang kayak gitu." kata gue kesel sambil noyor kepala Ogi.
"Hehehe...
bercanda brow. Yang gue liat sih ini
explorernya kagak jalan." tanya Ogi.
"Gampang
ini mah, cuman butuh install ulang." kata gue seneng karena problemnya ga
sulit.
Gue mulai ngotak ngatik laptopnya si Ogi. Ogi cuman diam
mematung karena belum terlalu paham dengan IT. Sesekali gue ajarin juga dia,
karena gue kagak pelit sama ilmu *wkwkwkwk.
Jam
menunjukan pukul 15.00 sore, gue sama Ogi ke warteg buat makan siang. Disana
kami memilih telur dadar untuk santapan makan siang. Dan ketika kami selesai
makan, Ogi malah cerita yang aneh - aneh.
"Dik."
panggilnya.
"Oit,
ada apa ?" tanya gue.
"Lu
tau nggak ?" kata Ogi bikin gue penasaran.
"Tau
apaan ?" jawab gue penasaran.
"Ini
tentang sekolah kita" paparnya.
"Ada
apa di sekolah kita ?" gue makin penasaran.
"Di
sekolah itu.." lanjut Ogi.
"Apa
apa ?" tanya gue.
"Di
sekolah itu ada..." Ogi sengaja bikin gue makin penasaran.
"Apa
gi apa ?" gue makin penasaran.
"Ada
meja, kursi, spidol, sapu, pel.." lanjutnya dengan Gaje.
"Ulah
ngomonglah sia.." Kata gue sebel.
"Wkwkwkwk.
sebenernya sih gue mau kasih tau kalo sekolah kita banyak nyimpen
misteri." Katanya serius.
"Ah
masa ? lu boongin gue lagi awas." ancam gue.
"Nggak
ini serius. Di sekolah kita kayak banyak hantu dan penunggunya." kata Ogi
sedikit berbisik.
"Ngarang
ah.." kata gue nggak percaya.
"Beneran.
Kemaren aja temen sekelas liat hantu di lab bahasa." jelas Ogi.
"SEBODO
gue kagak percaya. Lu nakut - nakutin gue lagi awas lo, gue nggak bakal bantuin
lo lagi.
"HUUUU,
kagak serulah lu." kata Ogi sedikit sebal.
Setelah
pulang dari warteg kami melanjutan pekerjaan di lapangan. Tiba - tiba gue
didatengin Zali. Ternyata dia ingin menagih tugas buat bahan tempel mading.
"Dik,
mana tugas mading lo ? kita besok penerbitan." Kata Zali tegas.
"Maap
Li, gue lagi fokus teater." kata gue memberi alasan.
"Besok
yah !" pinta Zali.
"Oke
deh" kata gue.
Jam menunjukan jam 4.30. Zali mengajak kita maen bola. Gue
sih siap kalau maen bola.
Kita
membagi team. satu team terdiri dari 4 orang. Beberapa menit kemudian kick off
dilakukan. terlihat si Zali begitu lihai menggiring bola di sayap kiri. Namun
Bento temennya Ogi. menghadang dari depan. Dia berniat menjegal Zali, namun
sayang kelincahan Zali memang tak tertandingi *Buseeet. Kemudian dia melakukan
tendangan langsung dan... ditangkap saja oleh kiper macho kita yaitu Dika
Pratama *wkwkwkwk. Bola gue lempar ke
depan. Disana ada Ogi, Ogi menggiring bola tanpa rasa ragu. Ketika di depan
gawang, Ogi melakukan operan ke Tino dan langsung dia tendang dan GOOOLLL
....!!!!!!!! Gol yang sangat cantik sekali.
Kick
off dimulai lagi, kali ini Ajat yang melakukan serangan dari kanan. Bola terus
dia mainkan untuk melemahkan pertahanan lawan. Dan yak ! 1, 2, 3 PEMAIN dia
lewati dengan mudah. dan tinggal dia dan penjaga gawang. Apakah yang akan
terjadi, duel antara Ajat dan gue tentunya. Tendangan keras dilakukan dan...
Sayang sekali. Bola ditepis dan terlempar ke depan ruang UKS.
"Kiper
ambil bolanya !" suruh Tino.
"Oke.."
jawab gue dengan semangat
Tetapi entah kenapa bola yang sempat kulihat di depan pintu
ruang UKS, menghilang. Itu membuat gue bingung dan aneh.
"Eh,
tadi perasaan tadi disini loh. Kok ilang yah ?" tanya gue heran.
"Ah,
mana mungkin. Ngelindur kali lu." jawab Ogi
"Beneran
kampret.." balas gue
"Hei
hei, sudahlah bola jelek ini. Kalo ilang yaudah, kita udahan.
Kami
pun pulang karena bolanya hilang. Namun keesokan harinya Zali menemukan bola
tersebut di kelasnya. Sungguh aneh, siapa yang main bola lagi semalem ? Padahal
setau gue. Hanya kami yang kemari, setelah itu tidak ada. Mungkin ada sesuatu
yang janggal disini, dan gue harus mengungkapnya.
Sorenya
gue latihan teater dengan anggota yang terpilih sebagai peran. Kali ini sih,
ngangkat tema tentang orang yang terbelenggu oleh duniawi. Wah wah, semua orang
semangat latihannya *termasuk gue :D.
Tiba -
tiba, seorang aktor terpeleset dan terjatuh pada saat naik di atas meja. Dia
mengalami luka cukup serius di daerah lututnya. Pelatih nyuruh gue nyari obat
merah di UKS. Lalu, gue masuk dan puuss, rasa nggak enak muncul. Ruangan
tersebut gelap sekali. Langung saja gue cari di kotak P3K.
Setelah
sekitar 10 menit mencari obat merah. gue nggak sengaja ngejatoin obat merah
itu. Botol itu terjatuh ke bawah meja, dengan refleks gue ngambil botolnya. Gue
cari - cari kok nggak ada yah padahal tadi keliatannya jatohnya nggak jauh.
Perasaan gue mulai berubah jadi takut. Gue cari lagi tuh botol ke bawah meja.
Tiba - tiba gue mendapatkan sesuatu. Kuharap itu botol, ternyata berbeda.
Lembek dan terasa dingin. Lalu gue tarik tuh benda, dan ternyata benda itu
adalah tangan manusia.
Gue
kaget dan spontan gue lepas tangan itu. Gue duduk untuk nenangin diri. Namun
keringat dingin dan perasaan itu tidak hilang. Gue gak tau mesti ngapain, yang
pasti gue harus ccepet keluar dari ruangan ini. Gue bangkit untuk berdiri, dan
tiba - tiba sesosok wanita sudah berhadapan wajah dengan gue. Gue langsung mundur
ketakutan. Wajahnya cantik dan terlihat pucat, pakaiannya putih panjang
bersimbuh darah, dang kedua tangannya pucat dan keriput. Walau wajahnya tidak
menyeramkan, gue tetep ketakutan.
Hal ini
berlangsung lama. Wanita itu menatapku dingin. Dan tiba - tiba dia menyibakan
rambutnya yang menutupi muka sebelah kanannya. ASTAGA !!! ternyata muka yang
sebelahnya hancur dan menyeramkan. Bola matanya putih dan matanya hitam,
mukanya penuh dengan luka bakar dan belatung. AAAAAAAAAAAARRRRRGGG !!! Gue
berteriak ketakutan.
Tiba -
tiba Anton seorang pemain membuka pintu.
"Dika,
elu kenapa ?" tanya Anton.
"Entu
Ton..." kata gue sambil menunjuk kedepan.
"Apaan
? Itu cuman kalender doang. Elu ngehayal yah." katanya sambil narik gue
keluar.
"Obat
merahnya gimana ?" tanya gue buat ngalihin pikiran gue.
"Udah
beli tadi. Elu sih kelamaan." katanya kesal.
Setelah kejadian itu gue merenung dan memikirkan apakah itu
nyata ? Apakah semua itu bukan mimpi ?
Gue semakin penasaran dengan semua ini dan mencoba untuk menguaknya.
To Be Continued...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar