Silent
Chapter 6 : Dark
Night
"Kami Bernafas, Kami Beraktivitas, Kami Berkeluarga, dan Kami
Marah Ketika Kami Merasa Terusik. Bukankah Semua Itu Bukti Kalau Kami ADA Diantara
Kalian."
"SSSSSSIIIIIIIIIIAAAAAAAAAAAPAAAAAAAA
DISANAAAA ???!!!!!!!!!" Teriak makhluk mengerikan itu.
Seluruh tubuh seakan - akan membeku. Hanya bisa tertegun
melihat apa yang sedang terjadi dengan mata melotot dan mulut menganga lebar. Makhluk
itu bertubuh besar, betaring, dan bertanduk. Dan yang paling aneh dari
genderuwo yang lainnya dia itu berwarna putih. Entah karena lahirnya Albino
atau prematur.
Dari
suasana ini yang gue heran adalah ekspresi Zali yang sepertinya menunggu saat
ini tiba. Tersenyum seperti seseorang yang telah berhasil dengan rencananya.
"Akhirnya
kau datang juga." Zali berkata pada makhluk itu.
"Maksudmu
apa bocah ??" Makhluk itu belum mengerti.
"Selama
ini kaulah yang saya tunggu dan kaulah yang ingin saya temui." Kata Zali
santai.
Apa yang Zali maksud ? dia ingin melakukan persugihan sama
makhluk itu ? GILA AJA LU o.O.
"Lantas
apa mau mu ?" tanya makhluk itu.
"Aku
ingin...... MEMBUNUHMU !!!!!!!" teriaknya.
Ternyata
tujuan Zali dari awal adalah ingin membunuhnya. Tapi mengapa dia begitu berani
untuk berbuat seperti itu ? Yang gw kenal Zali nggak kayak gitu.
"ZETTO
!!!!!!!!" Panggil Zali
Lalu keluarlah sesosok jin dari kalung yang dikenakan Zali.
Dia pun berwarna putih dan berwujud seperti manusia. Memakai senjata keris dan
dikelilingi api berwarna biru.
"Zetto,
singkirkan semua SAMPAH pengganggu di sekolah ini ! Gue ingin semua pengganggu
seperti mereka lenyap dan terbakar sampai menjadi abu !" Suruh Zali.
"Baik
tuan." jawab Zetto singkat.
Zetto
mengeluarkan aura membunuhnya. Dan menjadikan suasana menjadi panas. Gu dan
Tito masih freeze karena belum pernah melihat jin seperti Zetto dan Genderuwo
putih itu akan bertarung.
"KERIS
PEMBUNUH, SABETAN GAIB !!!" Zetto menyerang dengan kerisnya namun bisa
dihindari.
Kemudian Genderuwo itu membalasnya dengan menembakan bola
api berwarna hitam. Gue dan Tito berlindung karena takut dengan pertarungan
yang amat dahsyat tersebut. Para hantu terus mendukung pemimpin mereka,
Genderuwo Putih.
Serangan
- serangan mereka belum ada yang kena satu pun. Mereka sama - sama kuat dan
sama - sama memiliki daya hindar yang tinggi, kalo gue yang tarung so pasti udah
GEHENQ duluan kali yah.
"RASAKAN
INI SAMPAH !!!! TUSUKAN PEMUSNAH !!" Zetto menyerang dengan penuh
kekuatan.
"AAAARRRRRRRRGGGGHHH
!!!!!!! PERSETAN KAU !!!" Teriak Genderuwo karena tertusuk lengannya dan
kemudian dia membalasnya.
Genderuwo
menangkap tangan Zetto. Kemudian dia membantingnya dengan penuh kekuatan sampai
Zetto terbanting sampai menyebabkan gempa sesaat. Genderuwo sudah bisa
memenangkan pertarungan ini, sebab Zetto sudah kehilangan banyak tenaga dan
energi kehidupannya. Genderuwo memanggil tombak purnamanya.
"JLEEEEEEEEBBPP
!!!!"
Dengan
sekali tusukan semuanya sudah berakhir. Zetto tertusuk dibagian lehernya, dan
perkiraan gue dan Tito, pasti dia MAMPUS dan ga mungkin hidup lagi. Namun di keadaan
seperti ini Zali masih tersenyum seperti iblis. Seakan - akan rencananya belum
gagal dan masih berjalan.
"Hahahahahahaha......"
Zali tertawa dengan nada yang mengerikan.
Bulan purnama muncul dengan sinarnya yang terang. Disanalah
terjadi keanehan pada jasad Zetto, Tubuhnya mulai berubah menjadi warna hitam
dan lukanya menjadi sembuh. Dia Zetto, berdiri dan hidup kembali dengan wujud
yang baru JIN HITAM.
"Kau
masih belum menyerah juga bocah ?" Ucap Genderuwo.
"Saya
masih bisa bertarung demi melaksanakan perintah tuanku." Balas Zetto
"KALAU
BEGITU. RASAKAN INI !!!!!!!!!!!!"
Genderuwo menyerang dengan tombaknya. Tetapi kali ini Zetto
bertambah kuat dan lebih sempurna.
Dia menghindarinya dan merampas tombak purnama Genderuwo
dari tangannya. Kemudian dengan secepat kilat Zetto menendang kaki Genderuwo
dan melumpuhkannya. Sekarang keadaan menjadi terbalik.
"AKU
BELUM MENYERAH !!!!!" Teriak Genderuwo.
Genderuwo mengeluarkan aura dingin yang membekukan seluruh
ruangan *Brrr dingin euy -_-. Zetto terbang menghindari es yang mencoba
menusuknya. Zetto terdiam dipojok kelas dan itu kesempatan bagi Genderuwo.
Kemudian
Genderuwo mencekik dan mengangkatnya ke atas. Cekikan yang keras dan kesulitan
untuk melawan menjadi masalah untuk Zetto. Dan apakah sekarang dia akan benar -
benar mati ? Setelah itu Genderuwo kembali membantingnya dengan kepala yang
terlebih dahulu menubruk tanah.
"BRAAAAAAAAAKKKk!!!!"
Suara
itu terdengar keras sekali digendang telinga. Kemudian Genderuwo melakukan hal
yang sama. Yaitu menusuknya kembali dengan tombak purnamanya. Mata tombak
diarahkan ke arah lehernya. Dan sedetik kemudian dia melancarkan
tusukannya. Namun ternyata, Zetto yang
masih setengah sadar menahannya. Dia patahkan tombak tersebut dan menusukan
mata tombaknya ke leher Genderuwo.
"AAAAAARRRRRRRRRRRGGGGGGGGGGHHHHHHH!!!!
TERKUTUK KAU ZETTO !!!!!!!!" Teriaknya kesal.
Kemudian
Zetto menaruh tangannya di atas wajah Genderuwo dan mengatakan.
"WAHAI
KAU ARWAH PENGGANGGU, PERGILAH KEMBALI KE RUMAHMU YAITU DI NERAKA !!!"
Api menyambar dari telapak tangannya dan menghanguskan muka
dan tubuh Genderuwo menjadi abu. Genderuwo itu musnah terbakar dan hanya
menjadi abu yang kemudian tertiup angin.
Gue dan
Tito kira perbuatan Zetto dan Zali sudah sampai disitu ternyata. Dia kemudian
menyiksa hantu - hantu yang ada. Kuntilanak muka sebelah sebagai korban
pertama. Dia tebas kedua tangannya dan kemudian dia pisahkan kepala dari
badannya. Dan belum cukup sampai disitu, dia bakar kepala dan tubuhnya hingga
menjadi debu.
Sungguh
pemandangan yang sadis dari orang yang gue kenal penakut dan sekarang menjadi
sangat sadis. Dan gue kaget ketika dia ingin membakar Ali.
"Tolong
aku kakak tolong." Katanya minta tolong kepada gue.
"Zali,
Zetto hentikan perbuatan kalian. Kalian tak punya hak untuk menghakimi dan
membunuh mereka. Mereka juga hidup dan berperasaan !" cegah gue.
"Hahahha
bukankah lo dulu punya rencana untuk mengusir mereka ? Ini gue lagi bantuin
elu." Kata Zali.
"Hah,
apa maksudmu ?" tanya gue.
"Menjadi
pembicaraan yang hot, melapor ke kepala sekolah, dan memanggil paranormal untuk
mengusir mereka. Itu kan rencana lu ? Ini gue lagi bantuin elu BEGO !!!"
Katanya tegas kepada gue.
Gue
cuman bisa diem, karena emang itu yang dulu gue rencanain. Tapi semenjak ketemu
dan diganggu oleh mereka akhirnya gue sadar. Tetapi sulit untuk gue
ngejelasinnya ke Zali. Karena gue yakin dia tak akan percaya.
"BANYAK
OMONG LO !!!!"
Tiba -
tiba Tito maju dan menyerang Zali. Tapi usahanya digagalkan oleh Zetto. Zetto
kemudian memukulinya habis - habisan.
"DIKA
PRATAMA, TITO SUWIRYO. HIDUP KALIAN MENYEDIHKAN !" Ucap Zali.
Dan Zetto memukul keras Tito sampai terpental menerobos
jendela.
"AAAAAAARRRRRRRGGGGGHHHHHH!!!!"
Tito terjatuh dari lantai 3
dan kepala bagian belakangnya membentur tembok pembatas sekolah dan
tercebur ke dalam got. Dan beberapa saat kemudian got tersebut berubah menjadi
merah karena tercamput dengan darah Tito.
"TITOOOOOOOO!!!!!!!"
Teriak gue.
"Terlambat Dika. Dia sudah MATI !!! Dan sekarang akan
gue tambah kepedihan lo Hahahaha. Zetto bakar hantu bocah kecil itu." Ucap
Zali
"Baik
tuan." Jawab Zetto singkat.
Zetto
membakar tubuh Ali menjadi debu dan itu membuat Dika merasakan kepedihan yang
dalam. Ali hantu anak kecil itu telah memberikan kesan dalam mimpinya tentang
masa lalu sekolahnya dan itu membuat dia sadar bahwa mereka para penghuni
sekolahnya itu ada dan hidup.
"Membosankan,
tak ada perlawanan dari mereka. Lebih baik gue pulang aja dah. Ayo Zetto."
Kata Zali mengajak Zetto pulang.
Gue ga
tau harus gimana ? Gue lemah banget dengan hal beginian. Mengapa gue harus
begitu takut dengan Zali ? Setahu gue Zali bukan orang yang seperti ini, Zali
itu orang baik, asik dan juga penakut dengan hal - hal yang berbau horror.
Tetapi ketika Zetto bersamanya, masalah apapun dan bagaimanapun dia berani
untuk menghadapinya bahkan mungkin mengorbankan nyawanya.
Dan apa
yang dia katakan sebelumnya memang benar. Dahulu memang niat gue busuk kepada
mereka. Tetapi gue berubah ketika mereka datang dan seperti mengenalkan dirinya
masing - masing lengkap dengan masa lalu mereka sebelum mati.
"Seseorang
yang tak bisa mengalahkan rasa takutnya adalah orang tak akan pernah maju dan
juga adalah SEORANG PECUNDANG di dunia ini." Kata Zali sambil berhenti
sejenak untuk mengejek gue dengan kata - kata mutiara busuknya.
Gue ga
tau apa yang mesti gue perbuat. Batin dan pikiran gue udah hancur karena
melihat kejadian - kejadian yang amat tragis dan pastinya akan terus gue
kenang. Tito, Genderuwo Putih, dan hantu - hantu korban kekejaman Zali telah
berusaha dan berkorban untuk hak - hak mereka. Tetapi gue ? Gue hanya bisa
duduk termenung dengan bercucuran air mata tanda kelemahan gue yang tak bisa
melakukan perlawanan seperti mereka.
TUHAN
!!! Andai waktu bisa berputar kembali gue akan perbaiki semuanya. Tetapi, itu
tidaklah mungkin bagi gue yang hanya manusia biasa.
"Dikaaa...."
Hah siapa yang manggil gue ?
"Siapaa..
disana ?" sahut gue.
"Monicaa...."
"Hah,
kau ? Apa yang kau mau ?" Tanya gue dengan kaget.
"Kami
akan membantumu untuk mengalahkan Zali dan Zetto.." kata Monica.
"Sungguh
? Bagaimana caranya ?" Tanya gue dengan serius.
"Kami
akan bergabung denganmu..." Jawab Monica.
Sesaat kemudian para hantu penghuni sekolah yang tersisa
datang. Mereka yang tersisa hanya Dedemit WC, Si Hitam, dan Monica.
"K-kalian
?" Kata gue ketakutan.
"Ya,
kami disini akan membantumu." Ucap mereka.
"T-terima
kasih kalian semua. Walau kita berbeda alam gue percaya sama kalian
semua." Kata gue.
Kemudian mereka berubah menjadi asap dan merasuki tubuh gue.
Gue merasa beberapa karakter dari mereka bersatu dalam jiwa gue.
"AAAAAAAAARRRRRRRRGGGGGHHHHH!!!!"
Tubuh
gue kemudian berubah menjadi sosok yang menyeramkan karena para arwah berada
adalam tubuh gue. Rambut gue menjadi panjang seperti Monica, mata gue berubah
seperti mata Dedemit yang beruas - ruas dan berwarna ungu dan gue bisa menjadi
bayangan seperti Si Hitam. Dan inilah wujud gue bersama mereka, siap untuk
mengalahkan Zali dan Zetto.
"Dika...
" Mereka berkata kepada gue.
"Ya,
teman - teman ?" Jawab gue.
"Ada
satu hal yang perlu kau ketahui..." Ucap mereka.
"A-apa
itu ?" Tanya gue.
"Jika
tubuhmu yang sekarang terluka atau kau mati mati. Itu berakibat nyata kepada
tubuhmu..." Jelas mereka.
Gue terdiam sejenak, karena rasa takut itu muncul kembali.
Tapi, kemauan gue sudah bulat. Gue akan mengalahkan rasa takut gue dan
menyadarkan Zali.
"Gue
ga takut dengan itu." Jawab gue lantang dan berani.
Gue
berubah menjadi bayangan untuk mengikuti Zali dari belakang biar ga ketahuan.
Menyusuri setiap koridor yang remang - remang karena kekurangan cahaya untuk
menyusul Zali. Dan akhirnya gue ada tepat di belakangnya, menyamar menjadi
bayangannya.
Zali
merasa ada yang mengikutinya dari belakang. Dia berbalik untuk memastikan,
tetapi disana gue sudah pindah ke depannya. Dan ketika dia kembali berbalik,
gue udah ada di depannya.
"HUUUAAAAAAHHH
!!!!!" Teriak Zali kaget.
"Siapa
kau ? Jangan macam - macam dengan gue. Zetto !!!!" Ucap Zali sambil
memanggil Zetto.
"Heahahaha
!! Zali, ini gue Dika. Apa lo gak mengenal gue ?" Gue berkata ke Zali yang
sedang panik.
"Hah
! Mau apa lo dengan wujud seperti itu ? Mau jadi jagoan lo belain mereka yang
udah gangguin kita. BODOH KAU !" Cerocos Zali.
"Justru
lo yang bodoh. Lo terlalu menempatin kedudukan manusia terlalu tinggi dan
menindas makhluk - makhluk lain. Mereka gak akan seperti ini jika kita gak
berkelakuan seenaknya di tempat mereka. Karena sesungguhnya, mereka telah ada
sebelum kita menginjakan kaki disini. INGAT ITU !!!" Kata gue membela
dengan tegas.
"Gue
gak peduli. RAAAAAAAHHHHHH !!!!!!!!!" Ucap Zali dengan penuh amarah.
"Rasakan
ini makhluk busuk !!" Zetto berteriak dengan keras.
Gue menghidar dengan menjadi bayangan dan memukul Zetto dari
belakang.
"BAAAAAAAKKKK...BRUUKK"
Zetto terpukul dan terpental ke tanah dan meringis
kesakitan. Dan pada saat itu gue heran, kenapa pukulan gue bisa sekuat itu '-'.
Zetto
belum menyerah, dia mencoba menusuk gue dengan kerisnya. Gue melompat - lompat
kebelakang menghindari tusukan demi tusukan. Sial kalo begini terus gue bisa
kehabisan tenaga dan terpojok. Gue harus menemukan cara agar bisa membalikan
keadaan. Gue mencoba mengelak dan berpindah lokasi. Tetapi tangan gue
tersambet, dan darah segar mengalir. Ketika terluka gue merasa aneh, karena
darah gue berwarna hitam. Mengapa bisa begitu.
"Darah
gue.. Hitam ?" Ucap gue dengan volume suara yang kecil.
"Itu
adalah percampuran darahmu dan darah kita." Jawab mereka.
"Ah
maap kalo begitu. Gue akan lebih berhati - hati." Balas gue.
Gue
melakukan tendangan ke arah Zetto. Zetto tak mampu menghindar karena terlalu
cepat. Tendangan gue mengenai kepalanya dan mengakibatkan Zetto terpental jauh.
Tubuhnya kemudian membentur tembok. Dirinya sudah tidak berkutik dan tekapar
lemas. Mungkin ini akhirnya, gue menang. Gue menghampiri Zali dengan perasaan
senang atas kemenangan gue.
Namun,
ketika gue mulai senang ternyata Zetto bangkit dan melakukan serangan dari
bawah. Dia menyabetkan kerisnya dari bawah ke atas. Tepat mengenai dada gue dan
mata kiri gue.
"AAARRRRRGGGGGGGGHHHHHHH
!!!!!! PERSETAN KAU ZETTO !!!!" Teriak gue kesal.
Seketika kekuatan gue menghilang dan gue kembali menjadi
normal. Hah, gawat ternyata gue yang akan kalah dan mungkin akan mati.
Darah
dari mata dan tangan gue terus menerus bercucuran. Gue hanya bisa merintih
kesakitan tak bisa melakukan apa - apa. Zetto sudah mengangkat kerisnya siap
untuk menebas kepala gue. Gue terdiam dan pasrah untuk dieksekusi.
Tetapi
dalam pikiran gue, gue memikirkan orang -orang yang gue sayang. Ayah dan ibu,
Tito sahabat gue, teman - teman sekolah gue, Lala kekasih hati gue, dan Zali
yang dulu.
"BERISTIRAHATLAH
DENGAN TENANG, DIKA PRATAMA !!!" Ucap Zali yang bernafsu untuk membunuh
gue.
Keris
mulai bergerak untuk memotong leher gue. Gue masih terdiam pasrah dan tak tau
harus bagai mana.
"Dika..."
Gue mendengar suara Lala dan Monica secara bersamaan.
"Aku
akan selalu ada untukmu..."
"HAH!"
Gue terkaget.
Secara
tiba - tiba, gue merasa tubuh ini buka milik gue lagi. Seperti ada jiwa yang
lain yang mengendalikannya. Dengan mata yang berubah menjadi merah menyala -
nyala. Jiwa itu melepaskan kekuatan yang amat dahsyat hingga menjadikan malam
itu terang benderang.
Jiwa
itu menggunakan tubuh gue untuk memukuli Zetto secara bertubi - tubi seperti
tak ada jeda satu detikpun, kecepatan yang amat dahsyat. Dan akhirnya jin Zetto
telelahan untuk menahan serangan itu. Dan dengan kekuatan yang luar biasa jiwa
itu memfokuskan seluruh energinya di tangan bagian kanan untuk memusnahkan
Zetto. Benar - benar seperti curahan amarah dari arwah - arwah yang ada disini.
"HIIIIIIIIAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!"
Teriakan jiwa itu.
"BAAKKKK!!!!
DUUUUUAAAAAARRRRRRRRR!!!!!!!!!" Bunyi keras pukulan yang bersarang pada
wajah Zetto dan berakibat ledakan yang amat dahsyat.
Ternyata pukulan itu menembus badan Zetto.
"H-HENTIKAAAN
DIKAAA... TI..TIIIDAAAAAAAKKKK !!!!!!" Teriak Zali.
Dan pukulan itu
akhirnya mengenai Zali yang berada di belakang Zetto. Zali terhempas jauh dan
kemudian tubuhnya berhenti karena menubruk tembok bangunan sekolah.
Sungguh
kekuatan yang amat sangat besar. Dan seketika gue sadar dan merasa kelelahan.
dengan keadaan terluka dan mata kiri yang buta gue mencoba melihat jasad Zali
yang tak sengaja gue bunuh. Sebenarnya gue ga bermaksud demikian namun entah
dari mana, ada yang mengendalikan tubuh gue.
Tiba -
tiba, dari kejauhan datang Mas Andre. Mas Andre mungkin mendengar ledakan itu.
"Hei
!! Siapa disana ?" Panggil Mas Andre dari kejauhan.
"Hah
?"
Mas Andre menghampiri gue dan mengetahui apa yang terjadi.
"Astagfirullahaladzim..
Apa yang terjadi ? Kau membunuh Zali ? Apa - apaan kau ini !" Mas Andre
marah besar karena menganggap bahwa gue membunuh Zali.
"Mas,
dengar penjelasan saya dulu mas." kata gue meminta menjelaskan terlebih
dahulu.
"HAH
!! INI SUDAH ADA BUKTINYA !! KAU TAK BISA MENGELAK DARI FAKTA YANG ADA !! IKUT
SAYA SEKARANG !!!" Paksa Mas Andre.
Gue dipaksa untuk ikut Mas Andre. Dan gue disana diberondong
berbagai pertanyaan oleh pihak kepolisian dan akhirnya gue ditangkap dengan
bukti yang ada.
Keesokan
harinya gue merasa hancur menjadi kepingan terkecil. Dan tiba - tiba Monica
hadir di dalam kamar gue.
"Aku
akan menyembuhkan luka - lukamu.."
"Hmmm..."
Monica menyembuhkan luka dan kebutaan mata kiri gue. Tetapi
semua itu tidak membuat gue lebih baik.
"Sekarang
kau bisa melihat manisnya sisa hidupmu..." Ucap Monica.
Lalu gue lempar sebuah gelas kearahnya karena saking tidak
senangnya gue terhadap apa yang telah terjadi.
"Gue
ga butuh mata buat melihat menikmati manisnya hidup ini, yang gue butuhin hanya
seorang teman yang selalu ada buat gue dan tak pernah memandang siapa
itutemannya !" Teriak gue kesal.
"Lo
ga usah balas budi atas apa yang telah gue lakuin buat kalian. Apa yang Zali
katakan ternyata memang ada betulnya."
"Dikaa..."
"DIAM
!!! PERGI LO !!! JANGAN PERNAH BALIK LAGI !!!!!!!"
Dan
sebuah bukti dari peristiwa itu adalah mata kiriku sendiri. Berbeda dengan yang
kanan, mataku berwarna hitam dibagian pinggirnya dan putih dibagian tengahnya.
Dan ini membuat diri gue makin saja dijauhi karena berbeda dengan yang lain.
Karena saking bencinya, gue menyebutnya sebagai "Mata Setan".
Dan sekarang
, gue hanya bisa menerima dengan lapang dada semua yang telah terjadi dibalik
jeruji besi di ruangan yang dingin tanpa seorang teman. Gue merindukan
kehidupan gue yang dulu. Menjadi siswa yang selalu mengantuk di kelas,
dimarahin sama guru fisika gue, datang terlambat, dan sering bertengkar sama temen
hanya karena pengocokan tempat duduk. Dan sekarang jika gue merindukan kejadian
- kejadian itu gue hanya bisa membaca kembali diary yang biasa gue tulis. Dan
ketika gue merindukan teman - teman terdekat gue, gue hanya bisa berziarah dan
mendoakannya semoga mereka tenang di alam kubur sana.
"Dan akhirnya, Hanya Sebuah
Penyesalan Yang Muncul Di Akhir Setiap Cerita Yang Memilukan."
-
The End -